RADARSEMARANG.COM, PEMBELAJARAN seni seharusnya menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan, karena seni menciptakan ide, gagasan, produk, proses yang diperoleh dari apa yang dilihat sebelumnya kemudian dituangkan dan dikembangkan sesuai dengan imajinasi diri sendiri.
Namun, kenyataannya dalam pembelajaran di kelas, hal tersebut belum tentu didapat, karena kesulitan mencari bahan-bahan yang akan digunakan, kesulitan menentukan tema karya, kesulitan membuat rancangan karya, serta tidak semua peserta didik mudah untuk menuangkan imajinasinya menjadi sebuah karya. Seperti yang terjadi pada siswa kelas IV (empat) SDIT As-Shodiqiyah Semarang. Tidak sedikit dari mereka yang beranggapan bahwa pelajaran seni merupakan pelajaran yang menegangkan karena belum bisa menuangkan ide-idenya menjadi sebuah karya.
Tujuan pendidikan seni rupa di SD adalah melanjutkan dan mengembangkan kesanggupan berkarya maupun pengetahuan seni rupa yang telah dimiliki anak sebelum memasuki sekolah (Muharram & Sundaryati, 1992:24).
Pembelajaran seni rupa kolase merupakan sebuah pembelajaran teknik menempel berbagai macam unsur kedalam satu file sehingga menghasilkan karya seni baru. Dengan demikian, kolase adalah karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang bermacam-macam selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan dasar lain (Pamadhi & Sukardi, 2018:5.4).
Teknik menempel ini memanfaatkan daun-daunan sebagai bahan dasar dalam pembuatan sebuah karya. Pembelajaran kolase dipakai karena menyesuaikan dengan tingkat usia peserta didik yang masih berada pada jenjang dasar.
Teknik pembelajaran ini mengajak peserta didik untuk belajar aktif dan senang agar mempunyai jiwa aktif, kreatif, mandiri dalam belajar, serta sebagai media untuk menuangkan imajinasi peserta didik menjadi sebuah karya. Persiapan pembuatan karya, penyajian hasil karya seni rupa yang harus dikenali dan dipahami peserta didik, menuntut guru untuk kreatif dan terampil menggunakan teknik yang tepat untuk kegiatan pembelajarannya.
Langkah-langkah pembelajaran seni rupa teknik menempel (kolase) yang dilakukan antara lain: Pertama, guru menyiapkan alat dan bahan. Kemudian guru membagi kelompok kecil yang satu kelompoknya terdiri dari 3-4 peserta didik. Kedua, guru membagikan dan memperkenalkan satu-persatu alat dan bahan yang akan digunakan untuk kegiatan kolase kepada anak. Kemudian guru memberikan contoh kolase dari barang bekas yang sudah jadi.
Ketiga, guru memperlihatkan cara mengerjakan kolase serta mempersilahkan anak untuk melaksanakan kolase dan memberikan motivasi kepada mereka untuk mengerjakan sesuai dengan imajinasinya sendiri. Keempat, Guru mengamati proses pekerjaan dan hasil karya peserta didik.
Teknik menempel (kolase) ini berkembang dengan baik, peserta didik menjadi lebih rapi, teliti, dan kreatif dalam menempelkan daun-daunan. Dengan sendirinya imajinasi anak juga berkembang, sebab anak-anak kemudian membuat kolasenya sendiri, berbeda antara anak satu dengan yang lainnya.
Hal tersebut tergambar dari observasi wawancara pada setiap kegiatan kolase yang dilaksanakan. Pelaksanaan kolase ini dilakukan dengan lancar, unsur kelancaran lebih dari separuh anak mampu menyelesaikan kolasenya dengan benar.
Pembelajaran seni rupa teknik kolase ini membuktikan suasana pembelajaran lebih hidup, menyenangkan, sebab siswa aktif bekerja, sehingga siswa akan lebih memahami dan mengetahui sebuah karya itu tidak harus bermodal banyak, mahal, namun dengan bahan daun-daunan pun bisa membuat sebuah karya yang menarik dan elegan. Dengan demikian tujuan pembelajaran tercapai. Oleh karena itu pembelajaran seni teknik kolase cocok diterapkan di jenjang usia dasar. (pr1/zal)
Mahasiswa PGSD Unissula Semarang