28.4 C
Semarang
Monday, 23 June 2025

Bahaya Phubbing di Masa Pandemi

Oleh: Puput Ari Krihtiyani, S.ST

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, DI masa pandemi ini penggunaan smartphone dianggap menjadi hal yang wajib. Kebijakan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 dengan menerapkan larangan mudik, larangan bepergian, membatasi segala aktivitas sosial, menjadikan smartphone menjadi andalan untuk menjalin silaturahmi antar kerabat, saudara dan teman. Tak bisa dipungkiri bahwa kemajuan teknologi lewat smartphone ini sangat membantu sekali terhadap aktivitas yang dilakukan selama masa pandemi. Selain sebagai alat komunikasi manfaat smartphone yang lain diantaranya sebagai sarana belajar jarak jauh, media informasi, serta sebagai fasilitas untuk usaha secara online.

Smartphone yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan akses internet benar-benar memanjakan pengguna. Pengguna merasa menggenggam dunia ketika smartphone berada ditangan. Kecanggihan dan kemudahan yang diberikan sering kali membuat penggunaannya melebihi waktu yang wajar.

Penggunaan smartphone terutama pada anak harus dalam pengawasan kedua orang tua. Lalu, bagaimana jika ternyata orang tua pun sibuk dengan smartphone masing-masing.

Hal ini dapat menimbulkan perilaku adiktif dan menjadi acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar. Tindakan acuh tak acuh serta mengabaikan seseorang yang berinteraksi dengan kita karena perhatiannya lebih tertuju pada ponsel dikenal dengan istilah phubbing, yang berasal dari kata phone dan snubbing.

Kejadian ini muncul bersamaan dengan banyaknya smartphone yang beredar. Dengan smartphone banyak orang di dunia ini yang dulu terkendala jarak bisa terhubung satu sama lain, namun orang-orang di dunia nyata malah sering tidak terhubung dalam percakapan sehari-hari. Apalagi dimasa pandemi ini, kebutuhan akan smartphone semakin meningkat. Lalu, apakah kita termasuk yang sering melakukan phubbing? Tanda utama orang yang sering phubbing adalah tidak bisa lepas dari smartphone nya.

We Are Social and Hootsuite pada awal tahun 2021 ini menyebutkan bahwa ada sekitar 202,6 juta pengguna internet di Indonesia. Dibanding tahun sebelumnya, ada kenaikan sebesar 15,5 persen atau 27 juta pengguna internet di negeri ini. Hal ini berarti ada sebesar 73,7 persen penduduk Indonesia yang telah mengakses dunia maya.

Persentase pengguna internet berusia 13 hingga 64 tahun yang memiliki masing-masing jenis perangkat, diantaranya mobile phone (98,3 persen), smartphone (98,2 persen), non-smartphone mobile phone (16 persen), laptop atau komputer desktop (74,7 persen), tablet (18,5 persen), konsol Game (16,2 persen), hingga virtual reality device (4,2 persen).

Rata-rata setiap hari waktu menggunakan internet melalui perangkat apapun yaitu delapan jam lebih. Bayangkan, hampir sepertiga waktu yang dimiliki dihabiskan untuk mengakses internet. Tentu saja hal ini mengurangi waktu untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Penggunaan smartphone yang berlebihan memang bisa mengubah perilaku individu dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat. Phubbing menjadi dampak ketika pengguna tidak mampu memanfaatkan teknologi dengan bijak.

Tak bisa dipungkiri terkadang phubbing menjadi pilihan ketika seseorang tengah merasa bosan. Fenomena phubbing lebih banyak kita temui pada masa pandemi ini. Hampir semua aktivitas sosial dibatasi, kegiatan belajar mengajar, diskusi dan segala pertemuan melalui internet.

Jangan sampai kehidupan dunia maya terutama media sosial lebih penting daripada kehidupan dunia nyata. Selain itu juga menimbulkan efek secara psikologis. Bahkan dalam lingkup yang lebih luas, phubbing akan mengganggu kehidupan sosial masyarakat. Untuk itu, perlu kita tingkatkan rasa kepedulian kita semua. Kita tentu tidak menghendaki generasi-generasi yang akan datang menjadi individual yang acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar. Pergunakanlah smartphone secara bijak. (*/zal)

Statistisi Ahli Pertama BPS Kab. Sukoharjo.


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya