Oleh: Saraswati Dewi
RADARSEMARANG.COM – Masa pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia menjadi tantangan tersendiri di dunia pendidikan. Di mana kehidupan dinamika akademik harus terus berjalan, namun di tengah kondisi keterbatasan. Sekolah sebagai institusi pendidikan yang memberi layanan jasa pendidikan dituntut tetap mewujudkan tujuan pendidikan yang direncanakan oleh pemerintah. Oleh sebab itu, sekolah harus dapat menentukan strategi yang tepat untuk dapat memberi kepuasan maksimal kepada siswa sebagai pelanggannya.
Sinergi yang kuat antara pemerintah, pihak manajemen sekolah, tenaga pendidik dan non kependidikan, orang tua, siswa, dan masyarakat sangat dibutuhkan demi terlaksananya keberlangsungan pendidikan sesuai harapan. Seiring terjadinya perubahan zaman di masa pandemi Covid-19 ini, untuk meningkatkan mutu layanan pendidikan, maka diperlukan inovasi dan kegiatan dinamis yang mengarah pada perbaikan mutu layanan sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat saat ini. Harapan tersebut akan tercapai jika lembaga menerapkan strategi internal marketing pada manajemennya.
Kepuasan pelanggan tidak hanya ditentukan oleh kualitas produk ataupun atribut lainnya, namun dapat ditentukan oleh kualitas pelayanan lebih. Pelayanan maksimal tersebut tentunya tidak hanya dilakukan oleh guru sebagai pendidik, namun juga segenap civitas akademika ikut berkontribusi di dalamnya.
Internal marketing merupakan berbagai metode memperlakukan karyawan, sehingga mereka dapat melayani pelanggan dengan baik (Cahill, 1996). Internal marketing merupakan jenis pemasaran yang dilakukan agar organisasi memiliki reputasi yang baik di masyarakat. Sehingga internal marketing pendidikan merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan lembaga pendidikan, mulai dari cara untuk mensejahterakan karyawan, mencapai tujuan pendidikan hingga cara membenahi lembaga agar menjadi lebih baik.
Internal marketing penting bagi institusi pendidikan sebab untuk membangun dan meningkatkan kepercayaan dengan masyarakat, berawal dari kualitas pelayanan yang diberikan oleh setiap individu karyawan dari lembaga yang mendapat mandat langsung dari pimpinan dan manajemen sekolah untuk berada digaris depan dalam berinteraksi dengan siswa dan masyarakat sebagai pelanggan jasa pendidikan.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan jasa yang berpusat pada pelanggan hendaknya mengutamakan kepuasan pelanggannya sebagai tujuan utama dan sarana dalam memasarkan produk jasa yang diberikan. Kepuasan pelanggan merupakan tingkat perasaan seseorang terhadap hasil dari perbandingan antara kenyataan dan harapan yang diterima dari sebuah produk atau jasa. Lembaga yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggannya sepanjang waktu berarti lembaga tersebut adalah lembaga yang berkualitas (Kotler&Keller, 2009).
Dengan demikian, semakin baik kualitas layanan pendidikan yang diberikan akan berdampak baik terhadap pengguna jasa pendidikan. Apabila layanan pendidikan yang diberikan tidak berkualitas dan tidak sesuai dengan harapan pengguna jasa pendidikan, tidak menutup kemungkinan lembaga pendidikan tersebut akan ditinggalkan pengguna jasa pendidikan dan berdampak terhadap kemunduran lembaga tersebut.
Conduit dan Mavondo (2001) membagi aktivitas pemasaran internal ke dalam lima konstruk yaitu (1) pendidikan dan pelatihan pasar; (2) dukungan manajemen; (3) komunikasi internal; (4) manajemen personalia; dan (5) keterlibatan karyawan dalam komunikasi eksternal.
Berry & Parasuraman (1991) membagi internal marketing menjadi tiga dimensi: (1) Services training programs, merupakan kesadaran manajemen dan pimpinan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada karyawan bahwa pengembangan pengetahuan dan keahlian para karyawan adalah sebuah investasi. Fleksibilitas dalam mengakomodasi kebutuhan karyawan perlu diperhatikan. Tujuannya adalah untuk melatih para karyawan untuk menjalankan pelayanan maksimal pada pelanggan. (2) Performance incentives merupakan cara lembaga memberikan reward terhadap karyawan yang memberi kontribusi terhadap visi lembaga dan pelayanan terhadap pelanggan dengan baik. (3) Vision about excellence service merupakan kondisi dimana organisasi dan pimpinan dapat mengkomunikasikan visi organisasi dan pentingnya pelayanan tiap-tiap orang/bagian dengan karyawan.
Dibutuhkan tekad dan kerja keras, kesatuan visi dan misi semua personil di lembaga pendidikan, tanggung jawab dan otoritas tinggi untuk kualitas pelayanan, serta loyalitas tinggi untuk menjalankan berbagai strategi agar benar-benar berhasil, serta memberikan hasil yang sesuai dengan harapan. (*)
Mahasiswa Magister Manajemen FEB Universitas Jenderal Soedirman