Oleh: Sutrisno, M.Pd.I.
RADARSEMARANG.COM – Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi sistem lingkungan terbesar (makrosistem) yang tentu saja pada akhirnya sangat berdampak pada lingkungan terkecil (mikrosistem), yaitu keluarga. Dipahami bahwa keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Nah, tentu saja keluarga menjadi tempat mencari perlindungan terakhir sekaligus mencurahkan kasih sayang.
Telah menjadi pemahaman umum bahwa keluarga adalah benteng terakhir dari sebuah negara. Bahkan ada sebuah ungkapan, bila keluarga lemah, rapuh, dan tak berdaya, maka secara otomatis akan lemah ketahanan nasional suatu bangsa. Namun begitu juga sebaliknya, bila keluarga kuat, harmonis, kokoh, maka akan berdampak kepada ketahanan nasional juga. Oleh sebab itu, keluarga menjadi kunci suatu bangsa dapat menyelesaikan segala kompleksitas problematikanya.
Diakui atau tidak, pada era pandemi Covid-19 ini, perubahan demi perubahan dihadapi oleh keluarga pada sektor pendidikan, agama, ekonomi, kesehatan, dan budaya sehingga memengaruhi kehidupan seluruh anggota keluarga. Karena itu, pandemi ini membuat kita berpikir bahwa keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam menyelesaikan problem yang ada, terutama dalam konteks pendidikan.
Salah satu fungsi yang dijalankan oleh sebuah keluarga adalah fungsi pendidikan. Betapa tidak, seorang anak akan mendapatkan pendidikan pertama dari keluarga, terutama seorang Ibu. Ada pepatah bahasa Arab yang berbunyi: “Al-Ummu madrasatul ula, idza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq (Ibu adalah madrasah (baca: sekolah) pertama bagi anaknya. Jika engkau persiapkan ia dengan baik, maka sama halnya engkau persiapkan bangsa yang baik pokok pangkalnya).” Oleh sebab itu, peran keluarga, terutama Ibu, dalam mendidik anak ini tidak bisa dikesampingkan begitu saja.
Di era pandemi ini, anak-anak kita tidak lagi sekolah tatap muka dengan datang ke sekolah bertemu dengan guru-guru dan teman-temannya secara langsung di sekolahan, tetapi melalui jaringan internet alias pembelajaran online. Jika anak kita sudah mulai tumbuh dewasa, misalnya usia SMP, SMA, atau bahkan kuliah, tentu ini tidak terlalu menjadi masalah bagi keluarga, tetapi jika anak kita masih mengenyam bangku pendidikan anak usia dini atau di sekolah dasar, ini akan menjadi masalah besar, jika tidak dipahami dengan bijaksana.
Beberapa waktu belakangan ini, beredar kabar di media sosial ada siswa yang stres, bahkan hampir bunuh diri gara-gara pembelajaran online ini. Tentu ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi para orang tua. Karena itu, para orang tua terjun langsung mendampingi anak-anaknya untuk mengikuti pembelajaran online. Hal ini tidak terasa bahkan sufah hampir satu tahun melanda Indonesia. Tentu jenuh dan capek terkadang menghampiri. Sampai-sampai ada yang bilang: “Ini sebenarnya yang sekolah anaknya atau orang tuanya, si?” Tentu ini lagi-lagi menyadarkan kita bahwa keluarga menjadi lembaga sosial yang sangat penting yang tidak bisa digantikan dengan apapun.
Mungkin selama ini, banyak orang tua lupa peran itu. Jika anaknya sudah pergi ke sekolah, pesantren, dan kampus, dikira urusan sudah beres. Ternyata, pandemi menyadarkan bahwa keluarga tetap dibutuhkan untuk terus menjalankan fungsi pendidikannya. Mendidik anak-anak kita adalah tugas bawaan yang tidak bisa diserahkan kepada pihak lain begitu saja.
Sebenarnya, Allah SWT telah mengingatkan dalam Q.S. At Tahrim ayat 6: “Wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari Api Neraka.” Mengenai ayat ini, Khalifah Ali bin Abi Thalib ra mengatakan bahwa makna “peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”, adalah “didiklah mereka dan ajarkan ilmu kepada mereka (addibhum wa ‘allimhum)”. Hal ini diperkuat dengan Surat An-Nisa ayat 9: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka(orang tua) khawatir terhadap mereka (anak-anak). Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Pada akhirnya, kita harus menegaskan lagi betapa keluarga memiliki peranan yang penting bagi perkembangan generasi sebuah bangsa. Keluarga memang unit terkecil dalam masyarakat, tetapi keluarga memiliki peran besar dalam keberhasilan menekan dampak pandemi COVID-19 dan kesuksesan menuju era normal baru. Semoga pandemi ini segera berakhir, dan kita semua bisa menjaga keluarga kita dengan cara mendidik dan menyayangi mereka dengan penuh cinta dan kasih sayang. Wallahu a’lam bi al-shawaab. (*/zal)
Dosen Pengembangan Masyakat Islam Fakultas Dakwah IAIN Salatiga