Oleh: Sri Dewi Wahyundaru
RADARSEMARANG.COM – Sektor usaha khususnya manufaktur dinilai oleh para pengusaha bahwa pada awal tahun ini 2021 masih akan ekspansif didorong oleh permintaan adanya Imlek 2021.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan peningkatan PMI ( Purchasing Manager’s Index pada sektor manufaktur di Desember disebabkan oleh proyeksi permintaan pasar domestik jangka pendek yang diperkirakan masih akan terus naik hingga Imlek. Dan Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) menyatakan kenaikan angka Purchasing Manager’s Index (PMI) Indonesia per Desember 2020 merupakan fenomena siklikal. Namun demikian, Desember 2020 juga dinilai menjadi titik tolak perubahan permintaan industri makanan dan minuman (mamin) di tahun 2021.
Tetapi kemudian selanjutnya kita perhatikan , pasca imlek masih harus dilihat lagi apakah akan ekspansi kinerja atau tidak karena tidak ada demand driven yang cukup besar di level Nasional hingga periode Bulan Suci Ramadan dan Lebaran.
Meskipun demikian, ini tidak berarti tidak akan ada ekspansi kinerja pasca Imlek. Hanya saja, ekspansi kinerja industri pasca imlek tidak bisa bergantung pada demand pasar domestik. Karena itu, driver untuk ekspansi kinerja manufaktur dalam rangka pemulihan ekonomi harus dari sisi supply dan demand. Dan dari sisi supply bisa diupayakan untuk perbaikan pada iklim usaha atau investasi yang signifikan, inbound investasi di sektor industri manufaktur, kemudahan kredit usaha, dan lainnya. Sementara dari demand eksternal seperti peningkatan permintaan ekspor untuk produk manufaktur secara Nasional.
Pasalnya, jika faktor-faktor pendukung di atas tidak ada dan pabrikan hanya bergantung pada demand pasar domestik. Alhasil, kemungkinan ekspansi di industri manufaktur akan terjadi secara perlahan atau peningkatannya tidak signifikan sepanjang 2021.
Diharapkan proses pengendalian pandemi dan normalisasi ekonomi berjalan tidak lambat atau butuh waktu kurang dari setengah tahun ini sehingga akan mudah mendongkraknya.
Sebenarnya jika kita amati dengan seksama Ekspansi usaha pada tahun ini, kenyamanan ekspansi terbesar tidak berada di industri manufaktur, tetapi justru di sektor jasa, khususnya jasa finansial, jasa telekomunikasi, IT dan e-commerce, dan tentu saja jasa di sector kesehatan dengan ekspansi ke arah ehealth, epharma dan telemedicine.
Industri manufaktur termasuk kategori sektor yang sangat ber dampak sepanjang era pandemic ini, sehingga confidence ekspansi di manufaktur akan lebih sangat tergantung pada pemulihan demand atau suntikan modal kerjanya.Adapun tanpa ada pemulihan demand atau suntikan modal yang signifikan, hampir bisa dipastikan industri manufaktur akan terus menunda-nunda ekspansi. Khususnya yang padat karya karena risiko usaha untuk sektor manufaktur di 2021 masih sangat tinggi.
Apalagi jika memperhitungkan peningkatan beban usaha karena kenaikan upah di sejumlah daerah , tetapi produsen tetap yakin dengan prospek tahun 2021 ini.Dari segi yang kurang positif, bahwa untuk tingkat kapasitas begitu rendah sehingga terjadi penurunan ketenagakerjaan lebih lanjut, sementara gangguan rantai pasokan yang meluas menghambat upaya untuk mengamankan bahan baku. Perusahaan berharap bahwa area ini akan menunjukkan tanda-tanda peningkatan pada awal 2021
Dan Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia Rosan P. Roeslani mengatakan optimistis, momentum pemulihan ekonomi tahun 2021 ini akan semakin baik tecermin dari sejumlah indikator ekonomi yang sudah mulai menunjukkan pemulihannya.
Pada bulan Desember 2020 menunjukkan sinyal perbaikan permintaan global yang menjadi pemicu industri di dalam negeri meningkatkan kinerjanya. Sektor manufaktur dinilai berpotensi melanjutkan ekspansi di kuartal pertama 2021.Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Indef Andry Satrio Nugroho mengatakan hasil survei IHS Markit pada Desember 2020 menunjukkan adanya perbaikan dari permintaan global. Hal itu menjadi pemicu industri dalam negeri untuk meningkatkan kinerjanya.Sementara sejumlah negara Eropa dan Asia utamanya sudah terlihat ada perbaikan dari sisi ekspansi produksi selanjutnya untuk awal tahun ini Pasca Imlek , pasca Bulan Suci Ramadhan dan lebaran diharapkan masih ada kecenderungan meningkat meski tetap harus diwaspadai adanya distrupsi penurunan permintaan domestik akibat pengendalian pandemic Covid – 19. (*/bas)
Dosen Akuntansi FE Unissula