31 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Sistem Manajemen Strategis dalam Pendidikan

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Mungkin banyak orang berpikir bahwa mengelola sebuah lembaga pendidikan tidak akan sesulit atau serumit mengelola lembaga profit atau sebut saja perusahaan. Bahkan jika perlu, menyandingkan tata pengelolaan lembaga pendidikan dengan organisasi yang bergerak pada lembaga sosial pun pasti akan merasakan kerumitan yang serupa. Bukan soal dimana sektor organisasi tersebut bergerak, namun, perihal visi, misi, tujuan, serta sumber daya, bahkan analisa keadaan internal dan eksternal lembaga tersebut yang akan membedakan betapa manajemen sebuah lembaga menjadi tokoh sentral dalam kajian kali ini. Dunia pendidikan dari masa ke masa, lebih khusus lagi, keadaan realita di dalam sebuah lembaga pendidikan, berbeda satu dengan yang lain. Hal inilah yang menjadi landasan utama bagaimana sebuah manajemen dan manajemen strategis mampu menjembatani berbagai nilai positif dan negatif yang berada di dalamnya untuk dapat disatukan dalam harapan mencapai tujuan organisasi.

Sebagai wujud eksistensi buah fikir para ahli, manajemen memiliki banyak sekali definisi. Manjemen dapat berupa proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan sumber daya organisasi digunakan agar mencapai tujuan harapan yang di inginkan (Stoner j.a r.a Freeman d.r gilbert 1995). Seperti kita ketahui bersama, segala sesuatu dalam hidup ini sesungguhnya berada dalam tata atur yang sempurna. Namun dengan segala keadaan dan situasi yang dihadapi, persoalan dan tantangan menghalangi. Oleh karena itu manajemen datang untuk membantu mencapai target dan tujuan yang sempurna tersebut. Kesuksesan manajemen adalah ketika adanya hubungan timbal balik yan baik antara manajer/pimpinan dengan karyawan/pekerja. Prinsip manajemen diyakini tidak hanya mengantisipasi kejadian di masa kini, namun juga mempengaruhi peristiwa di masa depan.

Melihat hal tersebut, peran perencanaan dalam mengawali rentetan pelaksanaan, serta evaluasi atau pengendalian tidak dapat dihindarkan. Manajemen strategis hadir dalam situasi ini. Sebagai dasar pedoman bagi CEO atau tim pelaksana mengambil keputusan organisasi, manajemen strategis melalui dewan tertinggi bertugas mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber daya yang ada, kekuatan yang dimiliki, kelemahan yang dihadapi lembaga, kesempatan atau peluang serta ancaman yang mungkin terjadi nanti. Seluruh tahapan tersebut harus dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan strategis perusahaan atau organisasi. Tolok ukur keberhasilan manajemen strategis adalah bagusnya proses manajemen berbanding lurus dengan tingkat produktifitas lembaga.

Kebijakan pemerintah yang dapat dijadikan bukti pentingnya manajemen strategis terdapat pada keputusan presiden No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government. Keputusan tersebut menegaskan pengembangan E-Government untuk meningkatkan ketersediaan jaringan informasi dan transaksi pelayan publik yang berkualitas secara menyeluruh. Hal ini menegaskan maksud dan tujuan manajemen strategis ini diciptakan. Cabang ilmu manajemen ini menggabungkan fungsi-fungsi manajemen untuk mencapai tujuan pembuatan keputusan-keputusan organisasi secara strategis. Selain itu, kata kunci dalam meraih tujuan organisasi tersebut, “efektif dan efisien” harus selalu dipegang erat oleh seluruh angora organisasi. Pengertian lain secara lebih luas mengenai manajemen strategis ialah; Pertama, perencanaan yang strategik, maksudnya adalah mencakup peran visi, misi, dan tujuan strategis perusahaan atau organisasi. Kedua, perencanaan operasional, hal ini meliputi target atau tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi pengorganisasian. Fungsi-fungsi manajemen tersebut berupa fungsi pelaksanaan, fungsi anggaran, fungsi kebijakan kerja dalam atau atau luar lembaga, fungsi kontrol, hingga fungsi evaluasi umpan balik.

Kemudian apakah perbedaan manajemen dan manajemen strategis? Sesungguhnya keduanya dapat dibedakan melalui sifat-sifatnya itu sendiri. Manajemen bersifat generik atau umum. Dapat diaplikasikan ke semua jenis organisasi serta dalam situasi apapun. Sedangkan manajemen strategis adalah sistem tata kelola yang dipakai dalam kondisi dan situasi tertentu. Lebih detail, manajemen strategis dilaksanakan ketika sebuah lembaga atau perusahaan ingin menjadikan dirinya mampu untuk meraih kondisi strategis di masa yang akan datang yang diciptakan dengan mempengaruhi kekuatan-kekuatan strategis dan potensi-potensi strategis. Fokus perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi keputusan dalam memadukan manajemen, pemasaran, keuangan, produksi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi dapat menjadi rumus keberhasilan sebuah organisasi. Hal tersebut mengamini tujuan manajemen strategis, yang berdasar pada memanfaatkan dan menciptakan peluang baru serta berbeda di masa akan datang.

Manajemen strategis memiliki tahapan yang dapat dipelajari melalui beberapa tahapan yang meliputi; analisis, formulasi, implementasi, dan evaluasi. Garis besarnya manajemen strategis mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber daya, dan bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara maksimal untuk memenuhi tujuan strategis. Tidak dipungkiri bahwa pengaplikasian manajemen strategik pada lembaga pendidikan dapat menjadikan sebuah organisasi tersebut menjadi lebih tertata, jelas tujuan kedepannya. Sehingga organisasi dapat berjalan sesuai sebagaimana semestinya. Dapat menjawab tantangan zaman di masa depan karena tidak hanya merumuskan manajemen untuk waktu sekarang namun untuk di masa depan juga. Manajemen strategik yang dikelola dengan baik akan sangat membantu meningkatkan hasil dan produktifitas sebuah organisasi. (*/bas)

Sari Famularsih, Dosen IAIN Salatiga dan Program Doktoral Program Studi Manajemen Kependidikan Universitas Negeri Semarang

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya