RADARSEMARANG.COM, SEJAK diumumkanya status tanggap darurat Covid-19 di Kabupaten Purworejo sekitar akhir Maret 2020, berbagai langkah atau antisipasi sudah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo seperti anjuran pakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir minimal dua puluh detik dan jaga jarak (physical distancing), serta pemberlakuan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) dan School From Home (SFH) sebagai langkah antisipasi pemutusan mata rantai wabah pandemi Covid-19 di Kabupaten Purworejo.
Adapun dampak Covid-19 terhadap perekonomian Kabupaten Purworejo dari hasil Survey Sosial Ekonomi Dampak Covid-19 Kabupaten Purworejo tahun 2020, menurut responden, survei dampak Ekonomi Rumah Tangga selama pandemi Covid-19, penghasilan rumah tangga mulai menurun cukup signifikan di bulan Maret-Juni 2020. Adapun responden yang mengalami penurunan penghasilan hingga 75 persen, jumlahnya menurun berkisar antara 4-7 persen dari total responden (2614 responden) yang dimulai dari 1 sampai 14 juli 2020 (Sumber Hasil Survey Sosial Ekonomi Dampak Covid-19 BPS Kabupaten Purworejo).
Jika sebelumnya total penghasilan rumah tangga selama pandemi Covid-19 mengalami penurunan, berbanding terbalik dengan total pengeluaran yang justru meningkat. Hal ini seiring dengan kebijakan WFH maupun SFH. Dari seluruh responden yang menyatakan terjadi kenaikan pengeluaran dalam rumah tangga, mayoritas kenaikannya antara 1–25 persen. Secara keseluruhan dari Januari hingga Mei, persentase responden yang bekerja semakin sedikit. Namun sebaliknya yang dirumahkan lebih banyak dibandingkan di bulan-bulan lainnya.
Hal ini sejalan dengan kebijakan WFH yang diterapkan olen institusi maupun pelaku usaha sebagai wujud mendukung upaya pemerintah dalam pengendalian penyebaran Covid-19. Pada Juni, persentase responden yang bekerja meningkat, diikuti persentase WFH yang turun dibandingkan pada Mei 2020. Secara keseluruhan dari Januari hingga Juni 2020, sekitar 67 persen responden bekerja baik di perkantoran maupun dari rumah.
Kebiasaan responden menurut kebiasaan belanja online di Kabupaten Purworejo masih rendah hanya sekitar 21 persen yang biasa belanja melalui online atau internet. Adapun seminggu terakhir, responden mengaku paling banyak mengalami kenaikan dalam belanja untuk pembelian bahan makanan, produk kesehatan, listrik dan paket data atau pulsa. Dari jumlah responden yang memiliki tabungan selama April hingga Juni 2020, terjadi penurunan nilai tabungan sebagai imbas pandemi Covid-19. Bahkan yang paling banyak terjadi di Juni 2020 sampai 54 persen dibanding Mei 2020 (sumber Hasil Survei Sosial Ekonomi Dampak Covid-19 Kabupaten Purworejo).
Persentase responden survei Covid-19 menurut aktivitas apa yang akan dilakukan jika pembatasan pandemi Covid-19 berakhir di Kabupaten Purworejo, yaitu untuk jalan-jalan. Di antaranya, berbelanja ke mal sejumlah 1,57 persen, makan di restaurant sebanyak 0,42 persen, berwisata 11,74 persen, berolah raga dan car free day (CFD) dan lainnya sejumlah 15,15 persen, menghadiri acara keagamaan (pengajian) sejumlah 24,64 persen, menghadiri acara kebudayaan (pawai, berkesenian, dan lainnya) sebanyak 1,22 persen, melakukan perjalanan keluar kota sejumlah 8,03 persen, mengadakan pertemuan besar dengan keluarga atau teman sebanyak 7,96 persen. Sedangkan selain kegiatan di atas, sebanyak 29,27 persen (sumber Survei Sosial Ekonomi Dampak Covid-19 BPS Kabupaten Purworejo). (fbs1/ida)
Fungsional Statistisi Muda di BPS Kabupaten Purworejo