33 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Pertanian Jawa Tengah Tetap Tegar di Masa Pandemi

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah kuartal kedua tahun 2020 (q to q) berdasar data yang dikeluarkan BPS Jawa Tengah mengalami kontraksi atau minus sebesar 5,17 persen. Jika dibanding dengan kuartal kedua tahun 2019, pertumbuhan kuartal kedua tahun ini jauh lebih rendah, dimana pada saat itu ekonomi Jawa Tengah mampu tumbuh positif sebesar 3,45 persen. Dengan pertumbuhan sebesar tersebut menyebabkan laju pertumbuhan tahunan (year on year) mengalami kemunduran 5,94 persen. Indikator ekonomi pada kedua periode tersebut sama-sama berada di bawah pertumbuhan secara nasional yang masing-masing terkontraksi lebih baik yaitu sebesar 4,19 persen dan 5,32 persen.

Untuk situasi periode kumulatif dua kuartal pertama tahun inipun juga menunjukkan kondisi yang lebih buruk. Selama satu semester pertama biasanya ekonomi Jawa Tengah mampu tumbuh lebih dari 5 persen, tetapi tidak demikian pada tahun ini yang mengalami kontraksi 1,73 persen.
Menengok series data yang ada dari tahun ke tahun hampir lebih dua dekade terakhir sejak 1998, tahun ini menunjukkan situasi yang anomali dari biasanya. Anomali ini terjadi bersamaan dengan masa pandemi virus Covid-19 yang telah menjangkiti dunia lebih dari enam bulan sejak ditemukan pertama kali di Wuhan pada akhir Desember 2019 yang lalu berlangsung. Dan memang secara riil pandemi telah banyak berpengaruh dan dirasakan pada berbagai sektor sendi kehidupan di tengah masyarakat dunia. Dan oleh sebab pandemi tersebut pula, telah banyak negara mengalami resesi ekonomi di tahun ini. Dimana resesi ekonomi adalah terjadinya kondisi pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan indikator PDB/PDRB tumbuh dibawah nol persen atau terkontraksi selama dua kuartal berturut-turut.

Kembali pada situasi perekonomian Jawa Tengah saat ini. Jika ditilik lebih jauh ke dalam dari beberapa sektor unggulan Jawa Tengah yang selama ini mengambil peran tinggi dalam pembentukan indikator pertumbuhan ekonomi yaitu industri pengolahan, perdagangan, pertanian dan konstruksi, ada salah satu diantara leading sector tersebut yang tumbuh berbeda dengan sektor yang lain. Dalam dua kuartal pertama tahun ini (selama pandemi terjadi), ditengah sektor yang lain terlihat sangat terpukul, sektor pertanian tumbuh positif.

Pada kuartal pertama sektor pertanian mampu tumbuh sebesar 14,16 persen dan pada kuartal kedua tumbuh sebesar 10,69 persen. Selama setahun terakhir (year on year) sektor pertanian tumbuh positif dengan 2,14 persen. Di samping itu pada semester pertama tahun ini peran sektor pertanian menduduki peringkat kedua paling berpengaruh setelah industri pengolahan, padahal tahun lalu andil ini ditempati oleh sektor perdagangan.

Sektor pertanian utamanya di Jawa Tengah tidak terpengaruh atau jikapun terpengaruh sangat tidak signifikan oleh pandemi yang terjadi. Situasi pertumbuhan sektor pertanian lebih sangat dipengaruhi oleh situasi ketersediaan air, bencana serta efek cuaca musiman yang terjadi. Terhadap pelaku usaha pertanianpun seakan pandemi juga tidak berpengaruh. Ini dapat kita pahami karena pelaku usaha pertanian adalah masyarakat pedesaan dimana tingkat kepadatan penduduknya yang rendah sehingga tingkat interaksinya dengan masyarakat yang lain juga rendah. (dar2/ton)

Stat Ahli Madya BPS Prov. Jateng


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya