RADARSEMARANG.COM, ADANYA kebijakan mengenai pembelajaran daring/jarak jauh di masa pandemi Covid-19 menuju new normal ini. Beberapa orang menganggap menggunakan e-learning sebagai alternatif pembelajaran di masa pandemi Covid-19 merupakan hal yang tepat karena sistem e-learning yang tidak memiliki batasan akses, sehingga memungkinkan pembelajaran dapat dilakukan lebih banyak waktu dan tidak memerlukan tatap muka langsung mengingat adanya social distancing dan kebijakan lainnya terkait protocol kesehatan yang sudah di tetapakan oleh pemerintah Selain itu, dalam pembelajaran jarak jauh ternyata dapat meningkatkan partisipasi aktif dari peserta didik. Partisipasi peserta didik pada saat pembelajaran jarak jauh memang sangat berbeda pada saat pembelajaran tatap muka secara langsung. Pada saat pembelajaran tatap muka secara langsung biasanya partisipasi peserta didik sangat kecil, hanya beberapa orang saja yang mau berpartisipasi dalam proses belajar. Berbeda pada saat pembelajaran jarak jauh, hampir semua peserta didik biasanya akan berpartisipasi aktif dalam proses belajar terutama di dalam diskusi.
Masa seperti ini Guru harus memiliki prinsip dan trik yang harus dikuasi para pendidik untuk keefetifan pembelajaran daring dimasa pandemic harus diterapkan karena pada dasarnya pembelajaran yang kaku jelas tidak akan efektif didalam pembelajaran, maka diharapkan guru atau dosen mampu luwes dalam menerapkan kurikulum yang ada di tengah keterbatasan sekarang ini.
Berikut adalah prinsip yang harus dipegang oleh guru :
Prinsip pembelajaran Daring yang pertama, Pembelajaran daring jangan sampai menambah beban guru dan siswa, karena tujuannya untuk memudahkan belajar Jika menambah beban, justru akan membuat motivasi siswa dalam pembelajaran ditengah kondisi seperti justru menurun. kedua beri tugas belajar sewajarnya dengan instruksi yang jelas dan sesuai tujuan belajar. Oleh karena itu guru perlu berupaya untuk selalu berkomunikasi dengan siswa/ mahasiswa di dalam sistem beri stimulus yang baik, beri respons, dan buka ruang berdialog secara demokratis, jika perlu boleh diselingi humor tiap tugas harus ada balikan (feed back), beri instruksi yang jelas, memberikan balikan dan bimbingan dan jika siswa masih belum paham. prinsip yang ketiga untuk waktu yang mendesak manfaatkan berbagai sumber yang tersedia di dunia maya.Prinsip yang keempat yaitu fleksibel metode pembelajaran artinya menyesuaikan karakteristik materi pembelajaran dan siswa, fleksibel tempat yaitu dapat berlangsung tidak harus dikelas konvensional atau fisik, boleh dirumah kost dan lainya, flesibel waktu artinya tidak harus tepat waktu seperti pertemuan tatap muka dikelas biasanya pembelajaran daring waktunya lebih lama dan tidak harus saat itu juga (syncrounus, ansycrounus): video call, webinar, teleconference, zoom, forum diskusi, email, instan messengging dll. Prinsip yang kelima yaitu pembelajaran daring merupakan bentuk personalisasi pembelajaran, untuk itu perlunya kesadaran serius belajar dari siswa perlu diimbangi dengan guru untuk mengontrol pembelajaran secara berkala caranya dengan memberikan stimulus respon kepada siswa pada saat pembelajaran jarak jauh ini karena pada dasarnya hal ini memerlukan adaptasi didalam penerapannya ditengah segala keterbatasan, kebijakan, kebutuhan yang ada.
Setelah guru menerapkan beberapa prinsip ditengah pembelajaran jarak jauh ini maka ada beberapa masukan untuk keefktifan pembelajaran jarak jauh ini yaitu :
Pertama, perpanjang masa pengerjaan tugas. Hal ini penting, mengingat siswa perlu beradaptasi dengan ritme belajar baru, juga cara belajar baru yang lebih menekankan pada kemandirian belajar. Kondisi pandemi, harus melakukan physical distance, tentu membuahkan tekanan, kebosanan, dan penurunan motivasi belajar. Pembelajaran jarak jauh termasuk daring ini tidak mungkin lepas dari yang namanya guru memberikan tugas kepada siwa/ mahasiswanya karena dari tugas itulah guru tahu capaian hasil belajar siswanya.
Kedua, Tidak perlunya semua sub bahasan yang ada didalam kurikulum pembelajatan diterapkan semua itu akan membuat semakin banyaknya tugas yang diberikan kepada siswa dan ini yang rata-rata terjadi di banyak sekolah sekarang. Maka perlunnya sikap luwes dari guru untuk menerapkan pembelajaran yang lebih fleksibel namun tetap mengacu pada materi pokok yang harus di berikaan kepada siswa contoh apabila ada tujuan pembelajarannya berupa pemahaman, cukup diberikan 1 atau 2 tugas terkait dengan tujuan tersebut. Tujuan pembelaran di sini maksudnya tujuan pembelajaran dalam 1 semester, bukan 1 pertemuan/topik. Tidak perlu rinci. Tinggal guru memastikan bahwa pemahaman yang diberikan berupa tugas itu tepat.
Ketiga Pada kebanyakan sekolah yang menerapakan kurikulum 2013 guru akan ditekankan untuk memenuhi semua
KD yang ada, padahal kalau kita lihat KD pada setiap pembelajaran banyak sekali hal ini jelas akan memaksa guru memberikan tugas yang banyak untuk memnuhi ketercapaian KD tersebut maka guru boleh saja menerapakan pembelajaran dengan memegang KI pada setiap materi pembelajaran maka proses pembelajaran jarak jauh bahasanya yang lebih ringkas dan padat namun tetap pada koridornya dan jelas ada penilaian yang sesuai dengan yang sudah dijelaskan di poin kedua pada pemilihan tugas yang tetap untuk pemahaman materi terkait. Tugas yang langsung ke inti kompetensi apa yang hendak dicapai, akan memudahkan guru, siswa, dan orang tua di saat-saat darurat sekarang ini
Sejatinya pembelajaran jauh ini memiliki banyak sekali hikmah dan keuntungan didalamnya yaitu lebih mudahya kita dalam mempelajari sesatu yang baru, lebih dapat megksplore diri ketika berada dirumha missal kita ingin ikut seminar biasnaya harus meluangkan waktu ditengah-tengah kesibukan dan biaya untuk pendaftaran kali ini banyak sekali seminar yang gratis dan bisa kita lakukan dirumah saja tanpa menganggu aktivitas lain. Kalau kita ingin mengikuti kursus menjahit, memasak atau membuat ketrampilan lainnya kalau bias ikut dari yaa daring saja lebih ringkas, mudah, murah. Tak perlu sekolah yang lama waktunya, bayarnya juga lumayan didalam gengaman semua itu bisa kita lakukan di masa pandemi sekarang ini. (*/bas)
Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Semarang