33 C
Semarang
Saturday, 14 June 2025

Prospek Perusahaan Konstruksi

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai lembaga pemerintah yang bertugas melakukan kegiatan statistik dasar, mengumpulkan data sektor konstruksi melalui data produksi pelaksana konstruksi, baik melalui perusahaan nasional/asing maupun usaha perorangan yang beroperasi di wilayah Indonesia. Karekteristik yang telah diteliti meliputi jumlah pekerja, balas jasa dan upah pekerja, nilai pekerjaan konstruksi, kondisi dan prospek bisnis serta masalah bisnis konstruksi.

Berdasarkan data BPS, tenaga kerja yang diserap sektor konstruksi berkaitan erat dengan besaran nilai proyek, jenis teknologi yang digunakan, dan target waktu penyelesaian konstruksi. Tenaga kerja konstruksi dilihat dari dua indikator yaitu indeks pekerja tetap dan indeks hari orang.

Indeks pekerja tetap mengalami pertumbuhan sebesar 0,76 persen dibanding triwulan IV tahun 2018. Percepatan terjadi pada pertumbuhan q to q dari 0,26 persen (triwulan IV-2018) menjadi 0,52 persen (triwulan IV-2019). Indeks pekerja tetap triwulan IV tahun 2018 sebesar 105,02 dan tahun 2019 sebesar 105,82.

Indeks hari orang triwulan IV tahun 2019 tumbuh sebesar 3,42 persen dibanding tahun 2018, sedangkan secara q to q mengalami perlambatan dari 1,82 persen (triwulan IV-2018) menjadi 1,55 persen (triwulan IV-2019). Indeks hari orang triwulan IV tahun 2018 sebesar 122,20 dan 126,38 pada tahun 2019.

Besarnya balas jasa dan upah yang dikeluarkan sektor konstruksi terdiri dari jumlah balas jasa yang dibayarkan untuk pekerja tetap dan upah yang dibayarkan untuk pekerja harian. Balas jasa dan upah yang dibayarkan kepada pekerja sektor konstruksi mengalami kenaikan pada triwulan IV. Pada tahun 2019 indeks triwulan IV sebesar 135,46, tumbuh 6,02 persen dibanding tahun 2018, dengan nilai indeks sebesar 127,77. Median rata-rata balas jasa pekerja tetap per bulan pada triwulan IV tahun 2019 adalah sebesar Rp 2,78 juta. Median rata-rata balas jasa pekerja tetap per bulan tertinggi ada di Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp 5,19 juta dan yang terendah ada di Provinsi Gorontalo sebesar Rp 2 juta. Median rata-rata upah pekerja tidak tetap/harian per hari pada Triwulan IV tahun 2019 adalah sebesar Rp 100 ribu. Median tertinggi ada di Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp 150 ribu, sedangkan yang terendah ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat Rp 75 ribu.

Indikator penting yang menunjukkan fluktuasi konstruksi triwulanan di Indonesia adalah indeks nilai konstruksi. Indeks nilai konstruksi memberikan gambaran realisasi fisik pekerjaan proyek-proyek yang diselesaikan dalam periode satu triwulan pada suatu wilayah.

Indeks nilai konstruksi triwulan IV tahun 2019 sebesar 142,24 naik 7,45 persen dibandingkan indeks pada tahun 2018 (132,37). Indeks pada triwulan IV tahun 2019 juga mengalami pertumbuhan 2,92 persen dibanding triwulan III tahun 2019.

Selama periode 2018, mayoritas pengusaha optimistis terhadap kondisi usahanya pada triwulan IV dan optimistis pada triwulan I tahun 2019 akan mempunyai prospek yang lebih baik. Hal ini tercermin dari besaran nilai indeks kondisi bisnis dan indeks prospek bisnis yang lebih besar dari 50.

Nilai indeks kondisi dan prospek bisnis pada triwulan IV tahun 2018 sebesar 54,54 dan 54,88. Selama periode 2019, mayoritas pengusaha optimistis terhadap kondisi usahanya pada triwulan IV dan optimistis pada triwulan I tahun 2020 akan mempunyai prospek yang lebih baik.

Hal ini tercermin dari besaran nilai indeks kondisi bisnis dan indeks prospek bisnis yang lebih besar dari 50. Nilai indeks kondisi dan prospek bisnis pada triwulan IV tahun 2019 sebesar 52,28 dan 55,03.
Pada periode ini pengusaha konstruksi masih menganggap sedikit bermasalah dalam menjalankan bisnisnya dibanding triwulan sebelumnya, yang ditunjukkan dengan indeks masalah bisnis (IMB) yang nilainya 22,66 pada triwulan IV tahun 2018 dan 19,89 pada triwulan IV tahun 2019. Ada tiga masalah utama yang dihadapi oleh para pengusaha yaitu tingkat persaingan yang tinggi, penurunan permintaan jasa konstruksi secara umum, dan kenaikan harga bahan bangunan.

Hubungan kondisi, prospek dan masalah bisnis pada triwulan IV tahun 2019 ini menunjukkan angka indeks yang cukup signifikan. Kondisi bisnis 52,28 (>50), prospek bisnis 55,03 (>50) dan diikuti masalah bisnis 19,89 (<25). Hubungan ini membuat pengusaha atau pengembang jasa konstruksi cenderung optimistis di masa yang akan datang. (gml2/lis)

Fungsional Statistisi Muda BPS Kabupaten Purworejo


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya