RADARSEMARANG.COM, Semarang – Warga RW 03 Kelurahan Bringin, Kecamatan Ngaliyan yang didominasi oleh para pensiunan bersemangat mengelola lahan urban farming. Di sana terdapat dua Kelompok Wanita Tani (KWT), yakni Merdeka Selatan dan Pandana Tangguh. Masing-masing KWT memiliki konsep lahan urban farming yang berbeda.
KWT Merdeka Selatan memanfaatkan lahan pekarangan rumah-rumah warga dan area pinggir jalan. Sedangkan KWT Pandana Tangguh memiliki lahan khusus yang dilengkapi gazebo dan kolam ikan. Namun, keduanya sama-sama mengusung konsep mina padi yang menggabungkan antara pertanian dan perikanan.
Sekretaris Kelurahan Bringin Hartono mengatakan semua wilayah pada dasarnya bisa menjadi lokasi urban farming. Menurutnya urban farming tidak membutuhkan lahan yang luas, tetapi bisa memanfaatkan halaman rumah.
“Semua warga bisa menanam di halaman rumah. Tidak hanya tanaman toga, tetapi juga tanaman penunjang ketahanan pangan, seperti cabai, tomat, terong, selada, dan lain-lain,” ucapnya.
Ide didirikannya urban farming ini muncul dari keinginan para pensiunan untuk mempunyai wadah berkegiatan yang nyata. Hingga akhirnya terbentuk program urban farming di RW 03 Kelurahan Bringin.
“Semangat warga sangat luar biasa. Hampir setiap minggu mengadakan kegiatan rutin dengan gotong royong. Mereka juga melakukan kegiatan pilah sampah dan membuat ecoenzim,” ujarnya.
Hingga saat ini, warga sudah beberapa kali melakukan panen. Hasilnya diperjualbelikan kepada warga sekitar. Program urban farming di sini bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan dan meningkatkan perekonomian warga.
Selain untuk menambah penghasilan keluarga, juga bisa menekan inflasi. Untuk itu, ia mengimbau agar seluruh warga Kelurahan Bringin bisa memanfaatkan halaman rumahnya dengan menanam tanaman. (mg5/mg6/ton)