RADARSEMARANG.COM, Semarang – RW 1 Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Gunungpati terpilih menjadi juara II Lomba Kampung Hebat 2022 kategori Kampung Kreatif dan Inovatif. Wilayah ini mengunggulkan olahan kolang-kaling di rumah produksi Kampung Kokolaka. Juga taman selfie di setiap RT, paket wisata edukasi, serta adanya homestay yang memanfaatkan rumah-rumah warga.
Selasa (6/12) pagi, nampak ibu-ibu sedang membersihkan rumah produksi olahan kolang-kaling. Koran ini ditemani Shodiqin, salah satu penggerak kampung Kokolaka, sempat berbincang sebentar dengan wanita paro baya ini. Ia bercerita, pembuatan kerupuk kolang-kaling telah selesai dilakukan sebelum koran ini datang.
“Wah, sudah selesai semua, Mas. Ini sudah dibersihkan. Warga sekarang ada di RW 4 karena ada kunjungan anak-anak TK. Bu Lurah juga ini di sana,” kata wanita itu ketika koran ini datang.
Shodikin mengaku, Kelurahan Jatirejo mencoba membuat paket wisata edukasi yang akan dijual ke sekolah maupun kampus. Menurutnya, banyak potensi yang ada di kelurahan tersebut yang layak dijual, karena berbeda dengan daerah lainnya. Beberapa kali memang sudah ada kunjungan yang datang, namun belum dilakukan warga sepenuhnya. Warga masih bekerja sama dengan kelompok sadar wisata dari kelurahan sebelah, yakni Kelurahan Kandri.
“Nanti akan kita buat brosur dan kita iklankan di sosial media, ya biar apa yang kita lakukan kemarin saat lomba bisa memberi tambahan penghasilan bagi warga di sini,” tutur Shodiqin kepada RADARSEMARANG.COM.
Setelah berbincang sejenak, RADARSEMARANG.COM diajak ke RW 4 di mana tempat ini merupakan sentra susu sapi dan sentra jambu Kristal berikut olahannya. Kebetulan ada kunjungan sekitar 80 anak-anak TK dari Tlogosari Kulon yang dibagi dua kloter. Mereka diajak memerah susi sapi langsung. Tampak Lurah Jatirejo Musfiyati berbaur dan membantu warga lainnya mengatur anak-anak TK yang antusias melihat proses pemerahan sapi.
“Dalam waktu dekat, nanti akan diresmikan. Kita sebut juga Mini Cimory ya, karena ada pemerahan susu sapi, olahan susu menjadi ice cream, yougurt, dan lainya,” jelas Shodikin lagi.
Lurah Musfiyati menjelaskan, dengan mengikuti Lomba Kampung Hebat yang digelar Pemkot Semarang dan RADARSEMARANG.COM, semangat warganya untuk berinovasi semakin meningkat. Bukan hanya di RW 1 saja yang menjadi juara II, namun RW lainnya juga seakan terpacu melakukan pemberdayaan masyarakat.
“Semangat warga bertambah, bisa menambah motivasi mereka untuk melakukan inovasi. Misalnya, di RW 1 kemarin cuma membuat olahan kerupuk kolang-kaling, manisan, tahu bakso, dan lunpia dari kolang-kaling, ke depan warga berkomitmen akan menggembangkan ke produk lainnya,” ujarnya.
Ditanya soal hadiah Lomba Kampung Hebat yang diterima, Musfiyati mengaku uang tersebut akan digunakan untuk memperbaiki rumah produksi. Saat ini, lanjut dia, semua olahan yang ada di Jatirejo masih dilakukan di rumah warga. Ke depan pihaknya berencana akan membuat semua produksi terpusat di satu titik sekaligus sebagai tempat pemasaran.
“Nanti akan kita gunakan perbaikan rumah produksi, Mas. Yang di belakang itu belum ada tutupnya. Nanti bisa dibuat untuk proses nggepengke (memipihkan, Red) kolang-kaling menjadi kerupuk atau olahan yang lain. Jadi, pengunjung bisa tahu prosesnya,” jelasnya.
Musfiyati mengaku bangga dengan pemberdayaan warganya yang membuahkan prestasi. Semangat warga pun kian meningkat dan mereka berambisi untuk menjadi juara I lomba serupa tahun depan. Selain itu, RW lainnya pun juga antusias untuk melakukan inovasi dan membuahkan prestasi seperti yang dilakukan Kampung Kokolaka.
“Lomba kemarin jadi evaluasi juga, apa kurangnya kita. Nah nanti kita akan percantik lingkungan dengan memanfaatkan limbah galon bekas untuk menanam bunga dan tanaman obat. Nanti juga bisa kita jual ke wisatawan,” tambahnya.
Prestasi yang diraih Jatirejo, kata dia, tak luput dari pemberdayaan masyarakat dan guyub rukunnya warga. Warga antar RW, kata dia, memberikan support ketika RW lainnya mengikuti lomba. “Semua dikerjakan bareng, jadi yang berat jadi ringan, yang susah jadi mudah,” ujarnya bangga.
Musfiyati menjelaskan, ke depan semua RW akan dikembangkan. Bukan hanya untuk mengikuti lomba, tapi murni melakukan pemberdayaan masyarakat dan peningkatan perekonomian warga di RW lainnya. Ia menyebut RW 2 yang dikenal kampung cabe rawit punya potensi masakan serbapedas. Sementara di RW 3 merupakan kampung penghasil jahe dan makanan olahan jahe.
“Untuk RW 4 ini potensinya susu dan jambu kristal. Nah, kita akan tingkatkan semuanya, termasuk dari sisi warga sebagai pemandu wisata, angkutan bagi wisatawan, play ground dan lainnya,” katanya. (den/aro)