RADARSEMARANG.COM, Semarang – Aktivitas pelatihan di RW 17 Kelurahan Srondol Wetan Kecamatan Banyumanik tetap berjalan sesuai kalender pelatihan yang dirancang setiap bulannya. Beberapa rencana yang ingin dijalankan dari Galeri Krenova, yakni menambah brand yang lolos kurasi untuk tampil di Galeri Kreatif Semarang.
Tim dari Galeri Krenova juga mendorong brand aktif mendaftarkan HKI untuk mereknya. Lalu memberikan kursus singkat yang berbayar untuk peminat umum di luar kelurahan Srondol Wetan.
Selain itu, masing-masing craft membuat sampel souvenir untuk dipromosikan agar dipesan dan dipasarkan secara massal yang nantinya akan dikerjakan bersama-sama dalam satu craft. “Jadi tidak hanya pelatihan tapi juga mulai memproduksi souvenir atau produk jual,” ujar Ketua Galeri Krenova Ernawati Dwi Lestari.
Lurah Srondol Wetan Dewi Meirijana menambahkan, dukungan dari pemerintah, seperti mencoba menjalin kerjasama dengan CSR perusahaan sekitar untuk peningkatan kegiatan galeri. Selain itu, pihaknya mengupayakan peningkatan keterampilan dengan mendatangkan guru-guru yang lebih berpengalaman.
Pelatih rajut Libra Prihandini mengungkapkan, tidak ada kesulitan untuk mengajari warga merajut. “Kalau pertama kali memegang memang sulit, tapi kalau sudah anggota kita hanya membenahi kualitasnya saja,” ujarnya.
Dari hasil rajutnya ada banyak produk, seperti kopiah, sepatu, dompet, taplak meja, gantungan kunci, konektor, dan bros. “Ini mulai harga Rp 5 ribu hingga jutaan tergantung kesulitan dan ukurannya,” ujarnya.
Pemasarannya dari online dan offline. “Ada yang getuk tular, kalau yang online ya pakai sosmed,” katanya.
Ketua RW 17 Pujo Adi Herlambang memaparkan, seluruh kerajinan yang dihasilkan, ditampilkan dalam bangunan galeri, yang bersebelahan dengan Balai RW 17. Selain sebagai ruang pamer, galeri bernama G17 ini sebagai sentral informasi dan perdagangan. “Harapan kami, keberadaan galeri dan balai RW ini dapat menjadi rangsangan bagi komunitas kerajinan lainnya. Semuanya bisa ngumpul di sini,” ungkapnya. (fgr/ton)
