RADARSEMARANG.COM, Semarang – Berada di kawasan padat penduduk tak membuat warga RW 03 Kelurahan Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur mengabaikan pertanian. Mereka malah getol menanam sayur, buah maupun tanaman obat keluarga di pekarangan maupun lahan sempit. Hasilnya bisa untuk menambah gizi masyarakat.
Lurah Sampangan Mohamad Anugrah Hamonangan menjelaskan, warga menerapkan sistem urban farming untuk mengatasi keterbatasan lahan pertanian. Sebuah lahan kosong yang terbengkalai, sejak 2018 diubah menjadi kebun. Tempat ini juga menjadi area edukasi bagi masyarakat yang ingin mengembangkan pertanian perkotaan. “Sekaligus menjadi contoh dari pemerintah kota sehingga diikutkan beberapa lomba dari provinsi maupun nasional,” ujarnya.
Aktivitas bercocok tanam ini tidak dilakukan warga hanya untuk menghadapi lomba. Tapi sudah menjadi aktivitas keseharian. PKK setempat mendapat peran yang penting dalam memelihara kebun ini. “Warga setiap hari aktivitasnya ada yang bercocok tanam, membersihkan lingkungan sekitar, pembenihan ikan, panen, penjualan, dan pemanfaatan lahan itu terintegrasi dengan Pos PAUD dan fasilitas kegiatan lainnya mulai dari anak-anak, remaja hingga lansia,” tuturnya.
Ketua RW 03 Budi menambahkan, kelompok Wanita tani (KWT) Puspitasari sudah beraktivitas sejak lima tahun lalu. Setiap kegiatan di kebun sudah terjadwal rutin, sehingga setiap hari ada warga yang bertugas memantau tanaman. Anak-anak PAUD juga dikenalkan dengan pertanian, salah satunya mengintegrasikan Pos PAUD dengan kebun.
Menurutnya, Lomba Kampung Hebat sangat bagus. “Ini bagus sekali, karena terpacu menampilkan potensi wilayah kami melalui Keluarga Berkualitas dengan PKK Hebat,” tuturnya. (fgr/ton)