RADARSEMARANG.COM, Semarang — Penjurian tahap pertama Lomba Kampung Hebat 2022 masih berlangsung. Para peserta tampil all out dengan berbagai inovasi yang telah mereka jalankan. Selasa (25/10), ada sembilan kampung yang didatangi tiga tim juri.
Saat menilai di RW 08 Kelurahan Bongsari, Kecamatan Semarang Barat, tim juri disambut dengan tarian tradisional. Sebuah tarian sebagai ucapan selamat datang bagi tamu. Lurah Bongsari Yuliarti menjelaskan, salah satu inovasi di Kampung Keluarga Berkualitas dengan PKK Hebat ini adalah pembangunan dengan jimpitan. Menurutnya RW 08 ini terkenal dengan kebersihan, penataan lingkungan hijau, mempertahankan jimpitan untuk pembangunan swadaya di masyarakat, dan lainnya.
“Jadi di RW 8 ini ada jimpitan beras. Setiap hari akan diambil. Nanti sepekan sekali akan di kumpulkan biasanya mencapai Rp 40 kg, dan itu akan dijual ke masyarakat dengan harga Rp 10 ribu setiap 5 kilogramnya. Jadi dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat,” katanya.
Produk kreasi warga juga menjadi unggulan di masing-masing kampung peserta. Seperti di RW 12 Kelurahan Wonodri, Kecamatan Semarang Selatan yang terkenal dengan Kampung Sirih. Tokoh Penggerak Kampung Sirih Wonodri Sri Mulyaningsih mengunggulkan produk-produk sirih yang dihasilkan warga. Mulai dari sabun, hand sanitizer, salep, pembersih wajah hingga kuliner berupa keripik sirih, cookies serta minuman. Dalam Lomba Kampung Hebat, wilayah ini tercatat sebagai peserta kategori Kampung Kreatif dan Inovatif.
“Sirih ini banyak manfaatnya, seperti mengandung antioksidan dan mampu menyerap racun,” jelasnya. Produk dari sirih ini telah terjual di berbagai tempat baik lewat pameran maupun penjualan online.
Sementara itu, nilai-nilai Pancasila tergambar di RW 03 Kelurahan Genuksari, Kecamatan Genuk. Berbagai slogan dan simbol Pancasila tersebar di setiap sudut kampung. Tiap rumah pasti memiliki gambar Garuda Pancasila lengkap dengan 5 silanya.
Pencetus Kampung Pancasila RW 03 Genuksari Achmad Robani Albar mengatakan, setiap Selasa malam, warga menggelar Ngaji Pancasila. Gerakan ini merupakan gabungan dari aktivitas keagamaan dan nasionalisme. Sebelum mengaji, warga akan diingatkan dengan nilai-nilai Pancasila. Setiap pelaksanaan, bisa dihadiri 60-100 warga. “Agar masyarakat cinta agama dan cinta negara,” katanya. (ton)