RADARSEMARANG.COM SIAPA sangka botol bekas dan sampah plastik bisa menjadi sebuah sapu untuk membersihkan lingkungan. Ya, ide kreatif dan inovatif dari ibu-ibu 11 RW di Kelurahan Sambiroto yang berjumlah 1.091 orang ini berhasil memecahkan rekor Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) di sela acara Roadshow Kampung Hebat 2019-2020 di Perumahan Citra Grand, Minggu (5/1) pagi. Bertajuk ‘Seribu Ibu Seribu Sapu’ menjadi komitmen dari warga Sambiroto untuk mengurangi sampah plastik. Menariknya, pemecahan rekor dengan membuat sapu ini dilakukan ibu-ibu dengan kebaya. Mereka barhasil membuat 1.091 sapu sesuai dengan jumlah peserta yang memecahkan rekor.
“Leprid sangat mengapresiasi warga Sambiroto, Pemkot Semarang, dan RADARSEMARANG.COM berhasil membuat rekor baru, yaitu pembuatan sapu dari bahan limbah botol plastik yang dibuat oleh ibu-ibu sebanyak 1.091 sapu,” kata Direktur Leprid Paulus Pangka.
Rekor tersebut, lanjut Paulus, patut diganjar penghargaan lantaran menjadi langkah konkrit wujud kepedulian warga Kelurahan Sambiroto terhadap lingkungan hidup, salah satunya adalah pengendalian banjir di Kota Semarang. “Karena plastik atau botol plastik merupakan salah satu barang yang membuat tersumbatnya saluran air, sehingga menimbulkan banjir. Kegiatan warga ini bisa menginsipirasi warga lainnya, sehingga layak diberikan apresiasi,”jelasnya.
Piala dan piagam penghargaan diberikan dari Leprid kemarin diserahkan kepada Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang diwakili Wakil Wali Kota Hevearita Gunaryanti Rahayu, Lurah Sambiroto Agus Suryanto, Kiswanto selaku panitia pemecahan rekor, serta RADARSEMARANG.COM. Leprid juga memberikan piagam kepada ibu-ibu dari 11 RW di Kelurahan Sambiroto.
Rekor ini adalah wujud warga Sambiroto yang peduli terhadap lingkungan dengan membuat sampah plastik menjadi sebuah barang yang berkah,” kata Kiswanto, panitia lokal pemecahan rekor.
Ia menjelaskan inisiasi warga membuat sapu ini berawal dari keprihatinan warga terhadap sampah rumah tangga yang dihasilkan. Sampah plastik, berupa botol minuman dan lainnya kemudian diserut untuk menjadi sapu. “Saat ini hanya dimanfaatkan menjadi sapu dan dipakai warga. Ke depannya ingin kami pasarkan dan dipakai khalayak umum agar bisa menambah perekonomian warga,”tambahnya.
Lurah Sambiroto Agus Suryanto menjelaskan, jika pihaknya selalu memberikan motivasi kepada warga untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai dan pemanfaatan sampah menjadi barang lebih berguna. “Kegiatan ini inisiatif warga kami. Setiap RT di 11 RW mengirimkan perwakilan. Tadi jumlahnya mencapai 1.091 sapu yang dibuat ibu-ibu,” ujarnya.
Diakui, pihaknya kini mulai gencar mengurangi sampah plastik. “Misalnya, saat rapat, kami menggunakan tumbler, sarungnya dari inovasi dan kreasi ibu-ibu. UMKM dari sampah di Sambiroto juga menjadi unggulan dan memiliki nilai ekonomis,” katanya. (den/hid/aro)