RADARSEMARANG.COM, SEMARANG—Lomba Kampung Hebat berhasil membuat warga di kampung-kampung makin guyub. Termasuk di RW 2 Kelurahan Gisikdrono Kecamatan Semarang Barat yang ikut kategori Kampung Pancasila.
Lurah Gisikdrono Riyanto mengatakan, di wilayah ini terdapat rumah ibadah gereja dan masjid. Selama ini warga RW 2 hidup rukun meski berbeda agama. “Memang kami mengajukan Kampung Pancasila itu karena di kampung tersebut telah memenuhi kriteria sebagai lomba Kampung Pancasila,” katanya.
Toleransi dan keguyuban warga terlihat ketika ada momen hari raya. Misalnya saat Idul Fitri dan Idul Adha, warga nonmuslim akan membantu pengamanan di masjid. Mereka juga membantu membagikan hewan kurban kepada masyarakat yang membutuhkan. Begitu pula saat Natal tiba, ganti umat muslim yang membantu mengamankan wilayah.
Selain terdapat dua tempat ibadah, di RW 2 juga terdapat CCTV yang dipasang secara mandiri dari hasil uang jimpitan warga. Setidaknya ada 9 CCTV di tempat-tempat strategis yang memantau kondisi kampung. Apalagi wilayah ini juga pernah menjadi juara sebagai Kampung toleransi.
Ketua RW 2 kelurahan Gisikdrono Sutrisno mengatakan, warga di kampungnya terkenal guyub serta saling menghormati pemeluk agama lain. Warga tidak membedakan agama yang dianut dalam interaksi sosial sehari-hari. Keguyuban dijunjung tinggi. “Memang di wilayah RW II ini terkenal dengan keguyuban warganya dalam hal toleransi beragama,” katanya.
Sekretaris Pelaksana Gereja Baptis Indonesia Gisikdrono Retno Pramudyani mengatakan, pihaknya sering menggelar pengobatan gratis untuk umum. Tak hanya warga beragama Kristen, warga beragama Islam juga banyak yang memanfaatkan kegiatan ini untuk memeriksakan kesehatannya. Begitu juga dalam kegiatan bazar, tak ada sekat keagamaan dalam pelaksanaannya.
“Memang kami tidak membedakan masalah agama dalam sebuah pekerjaan dan kemanusiaan, sehingga kami membutuhkan bantuan tidak hanya dari yang seagama tetapi juga tidak seagama,” katanya.
Takmir Masjid Annur, H Muhammad Revol mengatakan, terdapat beberapa unit kegiatan masjid. Seperti unit pengelolaan air minum dan budidaya lele yang digunakan untuk fakir miskin dan anak yatim. Ada pula pelayanan simpan pinjam tanpa bunga.
“Memang untuk keuntungannya diberikan setahun sekali kepada warga yang kurang mampu bahkan juga pemberian beasiswa kepada anak yang berprestasi tetapi dari kalangan tidak mampu,” imbuhnya. (hid/ton)