RADARSEMARANG.COM – Ketua TP PKK Kota Semarang Krisseptiana SH MM memiliki dedikasi tinggi dalam mengatasi stunting melalui gerakannya dalam program PKK. Karena itulah, RADARSEMARANG.COM menganugerahkan penghargaan dengan kategori Penggerak Atasi Stunting melalui Program PKK.
Berbagai upaya dilakukan Krisseptiana Hendrar Prihadi selaku Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang untuk membantu Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menurunkan angka stunting. Bahkan, Tia-sapaan akrabnya- juga turut berperan aktif mewujudkan Semarang sebagai Kota Sehat.
Penanganan stunting, tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja. Butuh peran semua pihak. Selama ini, Pemkot Semarang melalui DKK (Dinas Kesehatan Kota) telah membantu anak-anak stunting dengan memberikan makan tambahan (bergizi) tiga kali sehari selama dua bulan. Namun hal tersebut tidak mungkin berlanjut terus, mengingat biaya yang dibutuhkan sangat besar.
Tahun ini Pemkot Semarang menggelontorkan Rp 6,4 miliar untuk penanganan stunting. Angka yang cukup besar jika dibandingkan daerah lain. Namun jika diimplementasikan untuk penanganan kasus stunting di Kota Semarang yang mencapai 1.492 anak, tentu anggaran itu belum bisa mewujudkan target zero stunting. Sehingga perlu peran aktif masyarakat untuk sengkuyung membantu anak-anak penderita stunting.
Tidak ingin bergantung dengan APBD, TP PKK akhirnya meluncurkan program penanganan stunting bernama SI BENING (Semua Ikut Bergerak bErsama meNangani stuntING). Gerakan SI BENING ini sebagai upaya mengajak bersama warga peduli akan permasalahan stunting di lingkungannya. “Pemerintah kota akan memfasilitasi namun peran serta masyarakat juga sangat dibutuhkan,” ungkapnya.
Melalui konsep bergerak bersama, Tia meyakini persoalan di Kota Semarang dapat diselesaikan dengan cepat, termasuk stunting. Penanganan stunting butuh kolaborasi yang luar biasa antara pemerintah dengan masyarakat maupun stakeholder. “Sesuai tagline-nya Pak Hendi Bergerak Bersama. Jadi tidak menggantungkan APBD saja,” tandasnya.
SI BENING cukup efektif menekan angka stunting. Gizi anak-anak penderita stunting mulai membaik. Dengan pendampingan dan pemantauan kader PKK secara rutin melalui kegiatan posyandu serta memberi makanan tambahan dan vitamin, sedikitnya 200 anak terentaskan setiap bulannya.
Menurut Tia, ini menjadi bukti peran masyarakat maupun pihak swasta sangat luar biasa dalam membantu anak-anak stunting di Kota Semarang. Mulai menjadi orang tua asuh, memberi bantuan uang maupun makanan tambahan yang bergizi.
“Di setiap kecamatan ada tim penanganan stunting yang nanti akan menerima CSR-CSR itu. Kemudian disalurkan sesuai kebutuhan, baik uang maupun makanan tambahan,” ujarnya.
SI BENING adalah salah satu bukti keseriusan PKK dan Pemkot Semarang dalam mengatasi masalah stunting. Sebelumnya, Pemkot Semarang juga telah membentuk DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) di 16 kecamatan. Sebuah program penanganan stunting berupa pemberian makanan tambahan, penempatan petugas surveilans kesehatan (Gasurkes) di setiap kelurahan, dan pemantauan ibu hamil. Berbeda dengan DASHAT yang menggunakan anggaran dari pemerintah, SI BENING lebih bersifat swadaya melibatkan masyarakat.
Dari catatan yang ada, terdapat dua versi terkait angka stunting di Kota Semarang. Versi pertama menurut operasi timbang, angka stunting di Kota Semarang adalah 3,10 persen atau 1.367 dari 44.058 anak. Versi kedua menurut hasil survei SSGI yaitu 21,3 persen atau 65 dari 306 anak. Hendi pun menargetkan angka tersebut dapat turun menjadi 14 persen di tahun 2024, sesuai dengan target nasional yang disampaikan Presiden Joko Widodo.
Tia mengatakan, kasus stunting tidak hanya dialami oleh keluarga yang kurang mampu secara ekonomi. Dirinya pernah mengunjungi anak stunting dari keluarga yang berkecukupan. Setelah digali informasi, didapati jika kendala yang dialami oleh orang tua anak stunting tersebut adalah kesibukan kerja, sehingga membuatnya sulit memperhatikan tumbuh kembang anak.
Menurutnya, penanganan stunting tidak serta merta soal pemberian makanan bergizi secara gratis, tetapi juga bagaimana mengomunikasikan kepada para orang tua cara merawat anak dengan baik. Jika terkendala masalah ekonomi sehingga tidak bisa mencukupi gizi sang anak, pihaknya akan membantu memberi suplai makanan bergizi dan vitamin. “Tapi kalau ternyata orang tua sibuk bekerja, ya wajib dicarikan peran-peran pengganti untuk merawat sang anak,” ujarnya.
Tidak hanya berhenti pada program SI BENING saja, Tia akan terus melakukan inovasi-inovasi untuk mewujudkan zero stunting dan konsisten menjadikan Semarang sebagai Kota Sehat.
Tia juga berharap bantuan yang telah diberikan Pemkot Semarang bisa diteruskan oleh stakeholder lain untuk bersama-sama mengatasi persoalan stunting di Kota Semarang.
“Tinggal bagaimana empati dan kepedulian kita. Sederhananya, kalau kita melihat di lingkungan kita ada anak yang kurus dan terlihat kurang tumbuh kembangnya ya mari kita bantu agar menjadi sehat. Intinya kita harus bergerak bersama,” tegas Tia.
Selain mengupayakan penurunan angka stunting, Pemkot Semarang melalui dinas terkait lainnya seperti Disdalduk dan KUA juga melakukan tindakan preventif dengan cara mendampingi dan mengedukasi Catin (calon pengantin) maupun ibu hamil mengenai stunting. Harapannya, hal ini dapat memutus mata rantai stunting di Kota Semarang.
Bawa Semarang Raih Predikat Tertinggi Kota Sehat
Komitmen Ketua Forum Kota Sehat Kota Semarang Krisseptiana untuk mewujudkan tatanan kota sehat di ibu kota Jawa Tengah mendapat perhatian nasional. Atas kerja kerasnya, istri Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi itu pun dinobatkan sebagai Ketua Forum Nasional Kabupaten/Kota Sehat se-Indonesia pada 30 Maret 2022.
Sebelumnya, wanita yang akrab disapa Tia Hendi ini dicalonkan sebagai salah satu kandidat. Ia bersanding dengan Ketua Forum Kota Sehat Kota Tangerang, Kota Padang, Kota Denpasar, dan Kota Makassar sebagai nominator. Dalam prosesnya, Tia terpilih secara mutlak oleh 96 kepala daerah dalam acara penutupan Summit Kabupaten/kota Sehat 2022, 30 Maret 2022. Keberhasilan Tia membawa Kota Semarang meraih predikat tertinggi Kota Sehat Swasti Saba Wistara, menjadi salah satu alasan kuat dirinya dipilih.
Tak hanya itu, suksesnya gelaran Healthy Cities Summit 2022 di Kota Semarang juga menjadi bobot penilaian dipilihnya Tia sebagai Ketua Forum Nasional Kabupaten/Kota Sehat. Selain itu, juga dikuatkan oleh komitmennya dalam mewujudkan Kabupaten/Kota Sehat meski bukan bersatatus ASN (Aparatur Sipil Negara).
Kepemimpinan Tia Hendi pada Forum Nasional Kabupaten/Kota Sehat pun sangat diharapkan dapat meningkatkan koordinasi, komunikasi, dan kerja sama dalam penguatan implementasi Kabupaten/Kota Sehat di Indonesia. “Terima kasih atas kepercayaan seluruh anggota forum Kabupaten/Kota Sehat seluruh Indonesia. Semoga saya bisa mengemban amanah ini dengan baik dan dapat mewujudkan kota sehat di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Tia.
Tia berharap ke depan seluruh kabupaten/kota bisa bersinergi untuk mewujudkan tujuan utama dibentuknya Forum Kota Sehat. “Kita bisa bekerja sama dan kita bisa memberi yang terbaik ke depannya. Kita juga bisa saling bersinergi dan support, InsyaAllah apa yang kita harapkan akan tercapai,” harapnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah Taj Yasin saat menutup Summit Kota Sehat 2022 menyampaikan apresiasi atas keberhasilan penyelenggaraan Forum Kota Sehat di Kota Semarang. Termasuk keberhasilan Wali Kota Hendi dan jajarannya dalam membangun ibu kota Jawa Tengah ini sebagai wilayah yang bersih dan nyaman.
“Kota Lama yang dulunya terkenal banjir, kumuh, berhasil disulap Mas Wali Kota dan jajaran, sehingga jadi destinasi wisata yang bersih dan rapi. Tak hanya itu, jentik teratasi dan hampir tidak pernah mendengar ada banjir,” ungkap Taj Yasin.
Wagub berharap berbagai sesi yang sudah dibahas dapat diimplementasikan dan berdampak luar biasa di wilayah masing-masing.
Presiden Jokowi Sematkan Tanda Kehormatan Pada Krisseptiana
Kiprah Krisseptiana dalam menjalankan tugasnya sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang, menuai penghargaan dari Presiden RI Joko Widodo. Penghargaan Satyalencana Wira Karya tersebut dianugerahkan dalam acara puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 di Lapangan Merdeka Kota Medan, Sumatera Utara, 7 Juli 2022. Harganas merupakan bentuk apresiasi negara terhadap peran keluarga dalam membentuk generasi berkualitas.
“Alhamdulillah, penghargaaan ini bukan pencapaian saya semata tetapi untuk seluruh warga Kota Semarang. Terima kasih atas dukungan bapak, ibu, kepala OPD, PKK kecamatan, kelurahan, dan seluruh komponen masyarakat Kota Semarang. Terima kasih juga atas peran teman-teman Disdalduk KB Kota Semarang, para penyuluh dan pendamping keluarga,” kata Tia.
Meski sempat menemui beberapa keterbatasan karena pandemi beberapa waktu yang lalu, Kota Semarang bisa melaksanakan program Bangga Kencana (Pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana di Kota Semarang) dengan maksimal.
“Ke depannya kita akan tingkatkan terus untuk mewujudkan target nasional dalam penurunan stunting menjadi 14 persen pada 2023 sesuai arahan Pak Jokowi tadi,” ujar Tia.
Adapun program-program yang telah dilakukan oleh Tia hingga berhasil mendapat penghargaan tersebut di antaranya memotivasi akseptor KB, perbaikan gizi keluarga, PHBS (Pembiasaan Hidup Bersih dan Sehat), Reproduksi Sehat, pendampingan Catin, Bumil, dan Bumil Risti, penanganan stunting, hingga menggalakkan Semarang sebagai kota sehat.
Negara memberikan penghargaan Satyalencana Wira Karya dan Manggala Karya Kencana kepada kepala daerah dan ketua penggerak PKK yang berprestasi, meningkatkan program Bangga Kencana dan inovasi-inovasi untuk percepatan penanganan stunting. (zal/ida)