RADARSEMARANG.COM – Gerakan sosial yang dipilih Yatin Yuli Pratomo S.Pd M.Si, berakar dari keresahan dirinya atas nasib warga di lingkungannya. Gerakannya dari lingkup kecil, tetangga kampung hingga berimbas di hampir seluruh Kabupaten Batang.
Masa kecil Yatin Yuli Pratomo hidup di lingkungan nelayan. Meski begitu, kegemarannya berorganisasi sudah terasah sejak SMP dan SMA. Yuli selalu ditunjuk menjadi ketua organisasi bidang Pemuda dan Keorganisasian.
Yuli muda –sapaan akrabnya – merantau ke Semarang untuk mengenyam pendidikan di Universitas Negeri Semarang (Unnes). Kegemarannya berorganisasi semakin terasah. Sempat dipercaya sebagai ketua Ikatan Mahasiswa Batang (IMABA) dan ketua Ikatan Mahasiswa Se-Indonesia Batang (IMBS).
Lulus sarjana tahun 2004, mencoba peruntungan menjadi pengusaha di Kota Atlas. Kegemarannya membantu sesama, saat itu diwujudkan dengan mendirikan berbagai bisnis dengan merekrut para pekerja.
Namun dunia sosial mulai dirasa menarik, ketika membentuk Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) pada tahun 2009. Lembaga tersebut ia dedikasikan untuk membantu warga yang terlilit kasus kredit kendaraan bermotor, bisa mendapatkan hak yang layak. Termasyk membantu kasus hukum warga yang kurang mampu.
Karena itu, tahun 2012 Yuli memutuskan pulang ke tanah kelahirannya di Pejangkaran Wetan, Karangasem Utara, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang. Mencoba berbagai usaha dan bisnis di kampung halamannya. Salah satunya, adalah usaha pengolahan ikan yang sampai sekarang berkembang, bahkan menjadi mata pencahariannya.
Meski begitu, gerakannya semakin terasah ketika kerap turun langsung membantu warganya. Dari hal sepele, sampai perkara besar. Bahkan di kampungnya, dirinya dipercaya sebagai ketua RT. Berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan mulai digerakkan. “Tersenyumnya orang lain karena terbantu masalahnya adalah kepuasan saya,” seru pria yang hobi menyanyi ini.
Sosial media merupakan salah satu trigernya dalam tergerak membantu warga Kabupaten Batang yang membutuhkan. Berbagai keluhan sosial, dari anak sakit, rumah rusak, kebakaran hingga butuh bantuan lain, menggerakan Yuli untuk membantu. Selain menggunakan dana pribadi, dirinya juga mengumpulkan relawan untuk ikut membantu.
Untuk itu, bersama penggerak pemuda lain di Kabupaten Batang, dirinya mendirikan organisasi Astrada (Asli Putra Daerah). Konsen pada krisis kepemimpinan dan meningkatkan kepekaan pemimpin yang terkikis oleh sikap egois dan kemapanan para pendatang. “Kami ingin mengembalikan marwah dan wibawa Putra Daerah yang hidup dan bekerja di Batang,” sebutnya.
Terlebih dengan otonomi daerah, seharusnya menjadi kemandirian dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA) dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Dirinya juga tidak menampik, Astrada tidak sekedar gerakan sosial yang membantu warganya dalam berbagai masalah sosial. Namun juga proses gerakan politik di wilayahnya. Karena untuk mewujudkan kemakmuran warga, harus dipimpin oleh warganya sendiri. “Minimal warga Batang berperan dalam pemerintahan dan segala aspek di wilayah ini, tidak hanya menjadi penonton,” serunya. (han/ida)