RADARSEMARANG.COM – Kabupaten Batang dahulu tidak banyak dikenal masyarakat luas. Bahkan warganya sendiri banyak yang menyebutkan jika daerahnya adalah Pekalongan. Hal tersebut mulai berubah. Kini nama Kabupaten Batang sudah mulai tersohor. Dikenal masyarakat Indonesia bahkan mancanegara.
Nama Batang mulai menterang sejak hadirnya Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kecamatan Gringsing. Proyek Strategis Nasional (PSN) yang jadi percontohan kawasan industri di Indonesia. Orientasi kawasan industri tersebut bukan setingkat lokal, tapi menargetkan industri dari luar negeri.
Menyambut hadirnya industri, Batang terus mempersiapkan diri. Salah satunya menjadi kabupaten yang ramah investasi. “Di Batang ada Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), PLTU 2×1.000 Megawatt, Batang Industrial Park (BIP), dan lainnya yang semua investornya dipermudah, tidak berbelit-belit dalam mendapat layanan,” ujar Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki kepada RADARSEMARANG.COM Senin (12/9).
Sebagai Pj Bupati Batang, ia terus berusaha menjalankan tatanan yang telah ada. Apapun yang dilakukan sudah ada dasar aturan semuanya. Meskipun ada yang tidak suka dan tidak puas dengan apa yang dilakukan. “Saya selalu berikhtiar untuk berbuat yang benar. Apalagi sebagai Pj, setiap saat ada penilaian dari atasan. Yang penting niatnya tidak macem-macem,” timpalnya.
Perkembangan kawasan industri itu selalu menjadi perhatian tingkat nasional. Apalagi Presiden Joko Widodo setahun sekali selalu menengok KITB. Berkaitan dengan kesiapan infrastruktur hingga perkembangan investasinya. Walaupun dikontrol penuh dari pusat, Kabupaten Batang tetap berusaha ikut andil di dalamnya. Tidak hanya menjadi penonton.
Pihaknya telah menyiapkan sarana pendukung. Lani menyebutnya sebagai perangkat lunak dan perangkat keras terkait ketenagakerjaan. Disnaker Batang bekerjasama dengan KITB juga investor. Pihaknya punya aplikasi Batang Karir yang terintegrasi dengan E-Makaryo di tingkat provinsi dan Karir Hub di tingkat nasional.
Melalui aplikasi itu ia berharap warga Kabupaten Batang bisa menjadi prioritas. Selain layanan digital, pelatihan ketenagakerjaan juga dilakukan. SDM disiapkan untuk menyambut berdirinya perusahaan-perusahaan besar di sana. “Ini imbasnya akan mengurangi pengangguran di Kabupaten Batang. Warga yang belum mendapatkan pekerjaan, atau mungkin bekerja di luar daerah bisa tertampung di sini,” ucapnya.
Terhadap investor, pihaknya juga bersikap ramah dan transparan. Seluruh investor yang akan masuk, dari sisi perizinan dilayani sepenuh hati oleh instansi terkait. Mudah, murah, cepat, dan transparan adalah salah satu kuncinya. Tidak ada yang mempersulit.
“Semuanya demi kesejahteraan masyarakat Batang. Nilai-nilai perjuangan para pendahulu bangsa benar-benar sudah diterapkan sesuai kompetensi yang dimiliki,” tegasnya.
Tak hanya itu, Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) juga disiapkan di seluruh kecamatan. Saat ini baru di Kecamatan Gringsing dan Tulis yang sudah memiliki RDTR karena ada kawasan industri di sana. Melalui RDTR itu apapun imvestasi yang masuk sudah ada panduan acuannya. “Kami arahkan investor yang masuk itu ke mana. Kalau tidak bisa di tempat ini, bisa diarahkan ke tempat lain. Kami berusaha memberikan pelayanan sebaik-baiknya,” tandasnya. (yan/ida)
