RADARSEMARANG.COM – Selalu berusaha mencetuskan terobosan baru. Itu prinsip Dwi Sukarmei. Sehingga di manapun ditugaskan, sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Temanggung, ia menorehkan catatan prestasi yang membanggakan. Muaranya demi kemudahan dalam melayani masyarakat.
Di organisasi perangkat daerah (OPD) mana pun harus melahirkan inovasi untuk kemajuan. Itu menjadi prinsip Dwi Sukarmei, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Temanggung. Maka, berbagai inovasi baru lahir dari gagasan pria 48 tahun. Kenapa demikian?
Dwi menjelaskan sebagai ASN, pelayan masyarakat, harus jeli, cerdik dan pintar menghadapi situasi dan kondisi terkini. “Situasi sekarang tak bisa disamakan dengan dengan kondisi lima tahun ke belakang. Maka sebagai ASN harus membuat terobosan, inovasi baru untuk menghadapi kondisi terkini. Sehingga tidak akan ketinggalan zaman,”paparnya.
Pembangunan di Kabupaten Temanggung arahnya adalah pariwisata, pertanian dan kawasan industri. Tantangan ke depan lebih berat maka harus bekerja lebih keras. Dengan terobosan baru, diharapkan kemajuan tercapai.
Ketika menjadi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Temanggung, Dwi Sukarmei menelurkan program pentahelix dan aplikasi sinotika. Program ini merupakan inovasi penanganan bencana yang berhasil menjadi terbaik di Jawa Tengah.
Kala itu tahun 2020-2021 ketika kasus Covid-19 masih berada di puncak. BPBD menjadi sekretariat satgas Covid. Sementara sumberdaya manusia (SDM) BPBD minim. Hanya 11 yang berstatus sebagai ASN, lainnya adalah relawan. Dengan SDM minim harus menangani bencana dan juga covid. Lantas muncul ide program pentahelix dan sinotika. Program ini merangkul lima elemen masyarakat. Yakni media massa, pengusaha, akademisi, pemerintah dan masyarakat.
Sedangkan sinotika adalah sistem informasi notifikasi kebencanaan. Yakni aplikasi tentang kebencanaan yang dijalankan melalui smartphone. Masyarakat yang mengetahui adanya bencana alam dapat melapor melalui telepon pintar sehingga penanganannya lebih cepat. Program pentahelix dan sinotika menjadi juara 1 tingkat Jateng.
Selain itu Dwi –sapaan akrabnya- di BPBD juga mencetuskan alat siprokes atau sistem protokol kesehatan untuk menekan laju Covid-19. Alat dipasang di depan pintu masuk kantor. Berupa bilik yang masuk di situ ada perintah untuk bermasker, cuci tangan, ukur suhu. Bila belum cuci tangan dan ukur suhu, pintu tetap tertutup, tak bisa masuk ke kantor.
Demikian pula ketika menjadi sekretaris dan pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung, Dwi Sukarmei, menerapkan inovasi baru di setiap bidang atau puskesmas mendasarkan pada kearifan lokal masing-masing.
Di Bappeda, peraih penghargaan Satya Lencana dari Presiden tahun 2021 ini menyusun inovasi gerbang emas. Yakni gerakan pembangunan untuk peningkatan kesehatan, pelestarian lingkungan hidup dan pemulihan ekonomi masyarakat.
“Gerbang emas, latar belakangnya adalah gerakan-gerakan dari masyarakat. Mulai dari lingkungan hidup. Seperti gerakan bank sampah, penghijauan, yang berlangsung di masyarakat. Peran pemerintah hanya sebagai jembatan,”ujarnya.
Roh gerbang emas kata dia, adalah kesehatan, lingkungan hidup dan pertumbuhan ekonomi.
Dari berbagai inovasi yang dilakukan, pada 2020 Kabupaten Temanggung masuk 10 kabupaten inovatif se-Indonesia. Dan pada 2022 ini, diharapkan predikat tersebut bakal diraih lagi. Atas kiprahnya yang melahirkan berbagai terobosan baru, Dwi Sukarmei mendapat penghargaan Anugerah RADARSEMARANG.COM 2022 kategori ASN Inovatif yang diberikan Jumat (9/9) di Gradhika Bhakti Praja, Semarang. (lis/ida)