Menurut Wimpie, penelitian herbal tingkat awal seperti yang dilakukan kedua siswa itu memang baik dan perlu dilakukan. Tapi, itu tadi, masih jauh.
”Itulah yang harus diketahui oleh masyarakat. Termasuk para jurnalis,” tulisnya.
Sisi baik dari heboh ini adalah: bisnis kecil bisa muncul.
Warga Palangkaraya mulai berburu tanaman Bajakah. Mereka ke hutan. Bajakah pun jadi dagangan laris. Harganya Rp100 ribu per batang. Untuk ukuran satu meter.
Sudah pula muncul di online. Beberapa akun tanaman Bajakah bermunculan. Melayani penjualan secara online.
Peristiwa ini mengingatkan tentang artikel yang pernah saya tulis. Yang juga sempat viral di media sosial. Yang judulnya ”Allah SWT Selamatkan Saya Lewat Kopi”. Artikel itu diposting di akun Facebook saya pada 4 Februari 2019. Yang dibagikan 5.862 kali dan dikomentari 1.210 kali.
Tulisan itu hanya menceritakan tentang senior saya Mas Ismail Komar saat masih bekerja di SKH Radar Lampung. Yang kondisi kesehatannya menjadi lebih fit ketika mengonsumsi kopi robusta Lampung yang diracik sedemikian rupa.
Lain kali saya harus membandingkan ya hasil test kesehatan sebelum dan sesudahnya. Banyak orang mengatakan ‘saya sekarang baik’ tanpa melakukan test kesehatan.
Ia hanya mengaku bahwa sebelumnya sudah putus asa dengan penyakit komplikasi yang dialaminya. Di antaranya liver, diabetes, jantung, dan paru-paru.
Dalam artikel itu, saya juga memposting foto Mas Komar saat dirawat inap di rumah sakit. Lalu fotonya dalam kondisi sehat. Ketika mengobrol dengan saya.
Akibat memposting tulisan itu, banyak sekali orang yang mengirimkan pesan melalui Facebook. Mereka meminta bantuan untuk membeli kopi secara online. Ada yang bilang untuk saudara. Atau untuk diri mereka sendiri.
Tentunya, saya hanya bisa memberikan nomor telepon Mas Komar. Sebab, saya tidak berjualan kopi. Saya hanya menuliskan kisah perjuangannya melawan penyakitnya saja.
Padahal di artikel tersebut juga sudah saya jelaskan. Bahwa sebenarnya kopi yang dikonsumsi Mas Komar bukan berfungsi menyembuhkan penyakitnya. Tetapi mungkin memperbaiki lingkungan tubuhnya.
Kala itu ia mengibaratkan penyakitnya seperti seorang pelacur. Yang tidak akan tahan ketika berada di dalam rumah ibadah.(Wirahadikusumah)