Yang waswas adalah kalangan medis.
Mereka khawatir masyarakat langsung percaya begitu saja. Kata ‘hasil penelitian’, ‘juara dunia’ dan ‘diakui negara lain’ bisa ikut mendorong seseorang langsung percaya.
Masih ditambah kata kunci ‘murah’, ‘hutan rimba’, dan ‘hope’.
Beberapa ahli kesehatan di negara ini angkat bicara. Termasuk Dr. Eko Suhartono. Peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat sendiri.
Videonya ditayangkan di kanal YouTube KompasTV Makassar Channel23UHF.
Dr Eko menjelaskan, semua tumbuhan sebenarnya mengandung metabolic skunder. Bergantung pada lingkungan dan struktur tanah.
“Setiap tumbuhan pasti memiliki senyawa flakonoid, tangin, saponin, terpenoid, flavonoid, alkaloid, tannin, dan steroid,” kata dokter Eko.
Tentu saya juga masih ingat heboh tanaman hutan Papua dulu: buah merah. Yang juga dipercaya sebagai obat kanker. Hanya saja belum ada medsos saat itu.
Menurut dokter Eko, senyawa-senyawa itu memang ditemukan juga di tanaman Bajakah.
”Ini baru pijakan awal. Untuk menjadi obat, perlu penelitian lanjutan,” katanya.
Dan prosesnya masih panjang. “Sampai diperoleh senyawa aktif yang betul-betul murni sebagai anti kanker,” katanya.
Itu pun kalau senyawa aktifnya bisa ditemukan.