Video itu berisi curhatan Koko Ardiansyah. Siswa kelas 2, SMK Negeri 2 Rantau Utara, Labuhanbatu, Sumatera Utara.
Curhatnya pun sambil menangis. Membuat iba yang melihatnya.
Saking viralnya, tidak hanya tembus istana. Bisa jadi sampai langit ke 74.
Koko anak yatim. Ia gagal menjadi Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) di kabupatennya.
Pastinya, kabar ini sampai di tanah Arab. Buktinya, Menteri Pemuda dan Olahraga menyempatkan bervideo call dengan Koko. Dari halaman Masjid Nabawi, Madinah. Menteri Nahrawi menyemangati pemuda yang bercita-cita menjadi TNI itu.
Video Koko itu tersiar di hampir seluruh medsos. Mulai dari Facebook, Instagram, Twitter, juga YouTube. Jutaan orang sudah menonton video itu. Ribuan orang juga sudah merumpikannya. Pada kolom-kolom komentar.
Seperti di akun Facebook Malibas Channel. Yang sudah ditonton lebih dari 6 juta kali. Juga dibagikan 86 ribu kali. Dengan komentar lebih dari 14 ribu. Sejak diposting pada Senin (12/8/2019).
Video curhat Koko juga bisa disaksikan di Facebook Yuni Rusmini. Yang di posting sejak Selasa (13/8/2019). Juga di Instagram @ndorobeii. Serta di kanal YouTube Official iNews.
Di video itu, Koko yang didampingi ibunya menceritakan peristiwa pilu yang dialaminya. Terkait mimpinya yang kandas menjadi anggota Paskibra pada perayaan HUT RI ke-74. Posisinya digeser anak Plt. Bupati Labuhanbatu Andi Suhaimi Dalimunthe.
Dia mengaku sedih dan kecewa. Sebab, beberapa tahapan sudah dilaluinya. Dari tes fisik hingga ketangkasan baris berbaris. Sampai dinyatakan lolos menjadi anggota Paskibra. Namanya tertera di daftar pengumuman kelulusan. Urutan ke-29.
Koko pun sudah ikut dalam pengukuran baju dan sepatu. Tetapi, saat pengumuman tahapan karantina, tiba-tiba namanya raib.
Dia berharap, ke depan panitia perekrutan Paskibra berlaku adil. Sebab, menurut Koko, yang menggantikannya tidak ikut seleksi Paskibra.
”Kalau memang menggantikan saya, gantikan dengan yang ikut seleksi. Yang lebih pantas dari saya. Jangan yang enggak ikut seleksi. Langsung dimasukkan karantina,” katanya dalam video itu.
Terungkapnya siapa sosok yang menggantikan Koko dapat ditengok di kanal YouTube Official iNews. Diposting Selasa (13/8/2019). Dalam video itu, Koko mengaku sudah tahu siapa yang menggesernya.
”Si Doni. Dengar-dengar anak bupati kak” ucap Koko kepada iNews.
Setelah video Koko viral, Kepala Bidang Pemuda Dinas Pemuda dan Olahraga Labuhanbatu Awaluddin Siagian diminta tanggapannya oleh wartawan. Dia mengatakan, penggantian Koko merupakan kebijakan dari pimpinan.
”Mengenai itu, pimpinan yang bisa menjelaskan,” katanya seperti dalam video yang juga tayang di kanal YouTube Official iNews.
Tetapi, pada Rabu (14/8/2019), Koko kembali menggemparkan media sosial. Ia menyampaikan klarifikasi. Videonya yang ini juga banyak diposting di medsos. Di antaranya di kanal YouTube Laburaku Channel atau di twitter @maklambeturah.
Dalam video itu, Koko mengaku belum terpilih. Baru sebagai cadangan. Dia diganti karena temannya ada yang batal untuk tingkat provinsi. Siswa tersebut kembali bertugas di kabupaten dan menggesernya.
Tentunya klarifikasi Koko itu tidak dipercaya begitu saja. Banyak yang bilang Koko menyampaikan klarifikasi dalam kondisi tertekan.
Senada disampaikan oleh Rio Rico. Dalam komentarnya ia menilai Koko sangat tertekan saat memberikan klasifikasi. “Sutradaranya pinter sekali,” tulisnya.
Seperti disampaikan Akmal Luddin dalam komentarnya di kanal YouTube Laburaku Channel. ”Nampaknya ia udah diancam. Dari omongannya terlihat amburadul. Gemetaran,” tulisnya.
Netizen lainnya juga ada yang merasa janggal. Seperti disampaikan UjangRashid Sidiq.
Apa yang dirasakan kebanyakan netizen sebenarnya juga saya rasakan. Ada kejanggalan ketika saya melihat video klarifikasi Koko tersebut.
Terlebih, klarifikasi Koko juga tidak matching dengan keterangan yang disampaikan Bupati Dalimunthe. Terlihat dalam video yang saya tonton di kanal YouTube Heri Prutanto. Yang diposting pada Kamis (14/8/2019).
Bupati dalam video itu menegaskan, anaknya Doni Ramadhan mengikuti penjaringan. Tapi memang tidak semua diikuti.
”Bukan karena bandel. Anak saya ini termasuk berprestasi,” kata bupati.
Namun, di video yang tertayang di sana, terungkap jelas anak bupati tidak masuk dalam daftar nama pelajar yang ikut seleksi.
Bupati kembali berkomentar di kanal YouTube Official iNews yang diposting pada Jumat (15/8/2019).
Ia mengatakan, tidak ada keistimewaan anaknya sebagai paskibra. Ia menegaskan anaknya mampu.
”Apa salahnya? Ia mampu. Rupanya anak pejabat tidak boleh?” katanya.
Sangat mudah mengecek kebenaran peristiwa ini.
Tinggal ditanya saja ke panitia penjaringan. Apakah nama anak Bupati itu tertera dalam daftar peserta seleksi.
Saya juga mengapresiasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Yang bergerak cepat. Menginstruksikan Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) mendampingi Koko.
Kapolres Labuhanbatu AKBP Frido Situmorang juga sigap. Ia memberikan biaya sekolah untuk Koko selama satu tahun. Juga menawarkannya menjadi pengerek bendera pada upacara kemerdekaan 17 Agustus di polres hari ini.
Tetap semangat Koko…Masih banyak yang mencintai anak yatim di negara ini.(wirahadikusumah)