27 C
Semarang
Saturday, 21 December 2024

Pernah Diinterogasi Petugas dan Didatangi Preman

Pengalaman Wartawan Radar Semarang (1)

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Hari Pers Nasional (HPN) yang diperingati setiap 9 Februari begitu berarti bagi para wartawan. Bukan kemeriahannya. Tetapi maknanya. Banyak pengalaman menarik yang tak akan terlupakan sepanjang hidup. Berikut ungkapan mereka.

Dhinar Sasongko mengenal pers sejak SMA. Sedikit banyak tahu dan membantu. Saat masih mesin ketik, kemudian pakai modem, dan kemudian disket dengan kapasitas 1.44 mb. Kamera masih menggunakan klise film. Harus memotong dan mencetak di studio foto.

“Saya resmi terjun menjadi wartawan pada 2003 silam. Saya masih mengalami motong klise film agar nggak boros. Teknologi semakin maju, saya mulai pakai kamera digital ukuran besar dengan kemampuan 2 MP. Saya beli nyicil. Saat itu gaji saya Rp 450 ribu per bulan. Alhamdulillah lunas,” kata wartawan di Kota Salatiga ini.

Dia punya pengalaman liputan yang tak terlupakan. Pagi-pagi sudah didatangi anggota TNI, dan meminta dirinya datang ke markas terkait berita. Seluruh keluarganya bingung. Meski pulang tanpa apa-apa setelah diinterogasi, tetap saja mengagetkan.

“Saya juga pernah menulis tentang penarikan parkir liar. Besoknya datang empat mobil preman ke rumah,” kenangnya.

Diakui ayah tiga anak ini, perjalanan dan perkembangan teknologi perlahan mengubah media. Hal itu karena perubahan perilaku masyarakat. Perubahan dipercepat dengan datangnya pandemi Covid-19.

Namun ia tak setuju dengan anggapan kebanyakan orang kalau media cetak sudah habis.

“Anggapan itu salah. Media cetak akan tetap eksis. Media cetak yang menyesuaikan dengan perubahan di masyarakat. Koran akan selalu ada karena  masyarakat masih membutuhkan,” katanya.

Dirgahayu Pers Nasional! Jaya Selalu! (*/aro/bersambung)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya