28.7 C
Semarang
Wednesday, 8 October 2025

Ambil Risiko untuk Dapatkan Foto Terbaik

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM – Salah satu pengalaman berkesan yang saya dapatkan saat menjadi wartawan adalah mengambil foto pasien Covid-19 di RSUP dr Kariadi Semarang. Saat itu saya harus menerjang risiko kemungkinan tertular Covid untuk mendapatkan foto tersebut.

Pada waktu itu banyak kasus covid yang meninggal dunia. Bahkan ada tetangga dan teman saya yang kena Covid-19. Nah, karena ada teman yang menyebarkan foto dan video RSUP dr Kariadi penuh dan viral, saya jadi ingin untuk ambil foto dari dekat di Kariadi. Sebelumnya saya pernah mengambil foto dari jalan raya namun hasilnya tidak bagus. Padahal sudah menggunakan lensa tele. Saya kurang puas dengan hasilnya.

Pada waktu itu, 16 Juni 2021, kasus covid-19 sedang melambung tinggi. Termasuk di Kota Semarang. Beberapa perusahaan memutuskan melakukan work from home (WFH). Sekolah masih menggelar pembelajaran jarak jauh.

Pasien Covid-19 membeludak. Pada saat itu, RSUP dr Kariadi sampai mendirikan 3 tenda di halaman karena ruang IGD sudah over capacity pasien. Hampir dalam hitungan beberapa menit ada ambulans yang masuk dan membawa pasien. Pasien tidak hanya datang dari Semarang, namun juga luar kota seperti Kudus. Suasana cukup mencekam. Tapi saya ingin mendapatkan foto suasana di sekitar ruang IGD.

Untuk dapat mengambil gambar, saya dan dua wartawan dari media lain harus menunggu selama 3 jam dan berdebat dengan humas RS yang awalnya tidak memberikan izin untuk mengambil foto karena khawatir akan tertular.

Waktu kami lewat itu situasi sedang banyak pasien Covid-19. Pasien yang meninggal juga banyak. Bahkan ada mayat yang masih antre untuk dimakamkan.

Saat saya masuk ke dalam rumah sakit, sudah ada tenda darurat dari RSUP dr Kariadi. Tenda sudah diberi police line dan dijaga ketat agar tidak ada orang yang melewatinya. Waktu pengambilan gambar juga sangat singkat. Saya hanya diberi waktu 10 menit dari petugas RS, dan keluarnya pun diantar petugas karena diawasi CCTV.

Sebenarnya saya diwajibkan untuk mengenakan hazmat, pakaian petugas covid, agar tidak tertular. Namun karena stok hanya sedikit dan banyak yang membutuhkan, akhirnya saya masuk dengan pakaian seadanya. Perasaan khawatir tentu ada. Tapi saya pasrah. Saya juga yakin tidak tertular karena sudah mendapatkan vaksin dosis pertama.

Saya sudah banyak meliput tentang covid-19. Misalnya, rumah isoman di rumah dinas wali kota Semarang dan pemakaman Covid. Saya bersyukur meskipun banyak meliput kasus covid-19, tapi tidak pernah terpapar. Setiap habis liputan, keluarga selalu mengingatkan supaya langsung mandi.

Meski harus menanggung risiko besar bisa tertular Covid, tapi saya puas dengan foto hasil jepretan saya. Apalagi foto saya digunakan sebagai foto utama di berita headline Jawa Pos. Bahkan koran radar-radar lain juga minta foto saya untuk dimuat di koran mereka masing-masing. (mim/cr1/ton)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya