RADARSEMARANG.COM – Ketika saya sedang memberi sambutan pelatihan menulis kemarin tiba-tiba ada telepon masuk. Tentu saya abaikan. Ternyata yang menelepon adalah orang penting. Yaitu, Bupati Blora Arief Rohman. Begitu ada kesempatan segera saya membalas dengan WA.
Pelatihan guru menulis itu untuk guru-guru di Kabupaten Blora. Inilah even pembuka tahun 2022 yang digelar Jawa Pos Radar Kudus. Pelatihan seperti itu akan berlangsung sepanjang tahun di berbagai daerah. Seperti Jepara, Kudus, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan.
“Di mana lokasi, Mas? Jam berapa acaranya?” tanya Pak Bupati. Saya jelaskan, pelatihan masih dilaksanakan secara daring. Saya memberi sambutan dari Kudus. “Semoga sukses lancar. Kalau ada undangan saya ingin gabung, hehehe,” tambahnya.
Pelatihan menulis sudah rutin digelar baik oleh Jawa Pos Radar Kudus maupun Radar Semarang. Baik untuk guru-guru maupun siswa dan mahasiswa. Memang tidak pernah mengundang bupati. Paling-paling hanya kepala Dinas Pendidikan. Tahun lalu pelatihan di wilayah Radar Kudus ditutup tanggal 30 Desember. Di wilayah Radar Semarang malah persis di penghujung tahun, 31 Desember.
Arif Rohman sangat memperhatikan seluruh pihak yang berkontribusi membangun wilayahnya. Komunikasinya begitu baik. Membuat tidak ada sekat antara pejabat dan rakyatnya. Dengan para pejabat lain juga demikian. Bahkan jalinan komunikasi ke atas juga lancar. Dia dipercaya siapa saja.
Saat Radar Kudus menggelar Festival Menggambar di GOR Blora, Arief tiba-tiba muncul. Beliau kemudian didaulat untuk menyerahkan piala kepada para juara. Festival itu dibuka oleh istrinya, Ainia Shalichah. Doktor bidang pendidikan anak usia dini itu sekaligus menjadi Bunda PAUD Blora. Sangat pas.
Arief Rohman adalah generasi muda yang masih kental dengan idealisme. Usianya masih 41 tahun. Lahir 8 Maret 1980. Semangatnya menggebu-gebu. Banyak meluncur. Baru memimpin Blora beberapa bulan banyak orang yang kepontal-pontal mengikuti gerak langkahnya.
Bukan hanya saya yang terkesan dengan putra asli Kota Samin itu. Presiden Jokowi sangat memperhatikannya. Bayangkan, dalam sebulan presiden berkunjung ke Blora dua kali. Dua-duanya meresmikan proyek besar. Bandara Ngloram dan Bendungan Randugunting. Saya sampai heran. Biasanya peresmian seperti itu disatukan.
Rencana awal, peresmian akan dilakukan bersamaan. Tetapi kemudian dipisah. Bandara Ngloram di Kecamatan Cepu diresmikian presiden 17 Desember 2021. Saat itu, presiden naik pesawat ATR dari Jakarta. Mendarat di Ngloram. Itu sekaligus memberi kepercayaan kepada masyarakat bahwa Bandara Ngloram betul-betul representatif.
Belum sampai sebulan, presiden datang lagi ke Kota Sate itu. Tepatnya 5 Januari 2022. Kali itu, Jokowi naik helikopter. Safari kunjungan dari Sragen, Grobogan, Blora, dan Semarang.
Bendungan Randugunting tidak begitu banyak memberikan manfaat untuk pertanian di Blora. Malah lebih banyak mengairi sawah di Pati dan Rembang. Namun Blora kebagian air baku juga. Dan yang pasti bendungan itu bisa memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitarnya. “Bisa untuk wisata,” ujar Arief.
Di Bendungan Randugunting, Jokowi sempat naik perahu naga. Lagi-lagi beliau memberi kepercayaan kepada masyarakat bahwa kelak bendungan itu akan menjadi objek wisata. Nyatanya perahu yang pernah dinaiki Jokowi itu lantas menjadi rebutan masyarakat untuk menaikinya.
Upaya Arief Rohman untuk memikat presiden ke daerahnya sungguh luar biasa. Apalagi sebulan dua kali. Tanpa komunikasi yang baik, mustahil terlaksana. Arief bisa melepas baju politiknya yang bercap PKB. Beliau menempatkan diri sebagai abdi negara. Sehingga bisa berhadapan dengan siapa saja. Dengan aliran politik yang berbeda-beda.
Perhatian yang begitu besar terhadap Kota Samin akan meningkatkan kepercayaan diri Arief dan para pejabat di bawahnya. Tidak mustahil rencana-rencana besar yang telah dicanangkan akan berjalan mulus. Kelak Blora bukan lagi daerah terpencil. Blora akan menjadi sentral bisnis di wilayah sekitar. Masyarakat pantas bangga punya bupati Arief. (*)