Oleh: Baehaqi
Direktur RADARSEMARANG.COM
RADARSEMARANG.COM, BERMULA dari ceramah ustad Fathoni dalam pengajian di Jawa Pos Radar Kudus, Kamis, 1 Agustus 2019. Pengajian itu dilaksanakan untuk menyambut bulan Zuhijjah 1440 H. Dalam ceramahnya ustad yang mengenakan sarung ini kembali mengingatkan agar tidak pelit berbagi. “Keluarkan isi sakumu, Allah akan menggantinya yang lebih banyak,” kata ustad yang sudah beberapa kali diminta berceramah di Radar Kudus.
Karena pengajian Kamis sore itu untuk menyambut bulan Zuhijjah, dia mengingatkan agar umat Muslim melaksanakan kurban. Supaya tidak berat, dia memberi tips. “Di kampung saya diadakan tabungan khusus untuk berkurban,” ujarnya. “Alhamdulillah setiap tahun orang yang berkurban meningkat,” tambahnya. Saya yang mendampingi di sebelah kanannya manggut-manggut.
Begitu ceramah usai saya langsung menimpali. “Apa yang disampaikan ustad Fathoni bisa langsung kita laksanakan,” kata saya di depan seluruh karyawan Radar Kudus yang Kamis sore itu ikut pengajian. Sebagian karyawan langsung mengamini.
Setelah memperhatikan kemampuan perusahaan dan menghitung kebutuhan berkurban saya berkonsultasi kepada Manajer Keuangan Radar Kudus Etty Muyassaroh dan Manajer Keuangan Radar Semarang Indah Fajarwati. Kebetulan saya memimpin kedua perusahaan itu. “Bisakah kita memfasilitasi 10 karyawan berkurban tahun ini dan sisanya tahun berikutnya,” tanya saya. Kedua manajer yang berbeda tempat menjawab kompak. “Bisa,” katanya tegas.
Sabtu sudah saya putuskan untuk memfasilitasi seluruh karyawan yang berminat berkurban. Begitu saya umumkan di grup WA, karyawan langsung mengisi daftar. Sampai tulisan ini saya buat menjelang berbuka puasa kemarin sore, ada 41 karyawan Radar Kudus yang berminat. “Saya setuju nabung kurban,” kata Santi, wartawati. “Setuju Pak. Ada manajemen berniat berkurban dimulai tahun sebelumnya. Dana bisa dipotong gaji , Pak,” tambah Kepala Biro Grobogan, Sirojul Munir.
Di Radar Semarang setali tiga uang. “Sangat setuju ikut kemudahan yang diberikan manajemen dalam berkurban, kata Heri, office boy Radar Semarang. “Saya angkat tangan, Pak. Setuju,” tambah Agus AP, yang sehari-hari memandegani online. Sampai tulisan ini dibuat menjelang maghrib kemarin ada 43 karyawan Radar Semarang yang berminat.
Maria yang beragama Katholik ikut-ikutan angkat tangan. “Puji Tuhan saya juga dapat kesempatan, Pak. Terima kasih sekali Pak Bae. Saya setuju,” katanya. Demikian juga dua karyawan Radar Kudus yang beragama Nasrani, Septa dan Wida.
Sebenarnya tidak gampang juga memutuskan program ini. Baik di Radar Kudus maupun Radar Semarang ada karyawan yang Nasrani. Saya harus memberi kesempatan kepada mereka. Kalau tidak, bisa dinilai tidak fair. Tentu bukan untuk berkurban seperti karyawan yang muslim. Jatah mereka bisa disumbangkan kepada gereja atau disumbangkan kepada orang yang tidak mampu. “Dibelikan kambing guling pun boleh,” kata saya bercanda.
Tidak seluruh karyawan memanfaatkan fasilitas perusahaan tersebut. “Mohon maaf sebelumnya, saya tidak ikut,” kata Nooor Syafaatul Udhma, redaktur, melalui grup WA. Beberapa karyawan yang menyatakan tidak memanfaatkan fasilitas perusahaan memberikan beberapa alasan. “Saya sudah ikut iuran kurban di pengurus musala dekat rumah bersama ibu dan anggota keluarga lainnya,’’ jelas Hadi, wartawan Radar Semarang di Magelang. Ada juga yang berkurban dengan dana cash yang mereka miliki sekarang.
Melihat atusiasme karyawan, usai salat subuh kemarin saya memutuskan fasilitas kurban tersebut diberikan mulai tahun ini. Teknisnya tidak seperti di kampung Ustad Fathoni. Di sana warga menabung terlebih dahulu, setelah mencukupi untuk berkurban, uang dibagikan. Sedangkan di Radar Kudus dan Radar Semarang karyawan berkurban dahulu menabung kemudian.
Tahun ini, yang Idul Adhanya jatuh 11 Agustus 2019, Radar Kudus dan Radar Semarang memberikan fasilitas untuk masing-masing 10 karyawan berkurban. Setelah itu, mereka menabung. Karyawan lainnya diberikan jatah kurban tahun berikutnya. Menabungnya dimulai September tahun ini sampai 2022. Perusahaan juga memberikan subsidi dua kali tabungan. Ini semata-mata untuk mempermudah karyawan berkurban. (hq@jawapos.co.id)