RADARSEMARANG.COM – Audio mobil menjadi salah satu piranti dengan alasan kenyamanan ataupun menginginkan suara yang lebih tajam dibandingkan perangkat bawaan mobil. Berbagai piranti aftermarket, seperti head unit, subwoofer, speaker, processor, power dan monoblock pun menjadi piranti yang wajib diganti jika menginginkan suara dalam kabin yang lebih dynamic.
Owner Jago Auto Semarang Yudi Saputra menjelaskan, dari segi modifikasi audio dibagi menjadi beberapa jenis. Diantaranya Sound Quality (SQ), Sound Pleasure Level (SPL) dan Sound Quality Loud (SQL). Ketiganya Bisa menggunakan konfigurasi sistem audio 2 way atau 3 way.
“Untuk konfigurasi 2 way menggunakan mid bass dan tweeter. Sementara 3 way menggunakan mid range. Perbedaannya pada dimensi dan frekuensi suara yang dihasilkan,” katanya kepada RADARSEMARANG.COM.
Ia menjelaskan bagi modifikator yang ingin meng-upgrade audio mobil, biasanya lebih memilih ke SQ. Dengan harga yang cukup murah, suara yang dihasilkan sudah lebih jernih dan terkesan dynamic.”Paling banyak diminati adalah SQ, karena nggak makan tempat dan terkesan original,” jelasnya.
Speaker bawaan mobil, lanjut dia, di upgrade ke kualitas yang lebih tinggi. Yudi pun menyediakan berbagai merek speaker kenamaan, seperti Rogers, Venom, Cello, Peerless, dan Reverb. Untuk head unit bisa menggunakan head unit bawaan mobil, namun syaratnya adalah menanamkan sebuah prosesor agar suara yang dihasilkan lebih presisi.
“Misalnya speaker pintu diganti, tweeter-nya diganti dan menggunakan prosesor. Suaranya yang dihasilkan akan lebih nyata atau istilahnya 3 dimensi dan presisi,” ujarnya.
Untuk modifikasi audio bergaya SQ ini, dihargai mulai Rp 2 jutaan. Untuk yang lebih ekstrem lagi adalah modifikasi audio SPL. Modifikasi ini menggunakan subwoofer yang mampu mengeluarkan suara bass menggelegar. Namun kembali lagi, modifikasi jenis ini disarankan sesuai dengan kebutuhan karena budget yang harus dikeluarkan sendiri sampai puluhan juta.
“Biasanya diminati orang yang suka dengan suara bass. Biasanya lebih digunakan ke kontes sih. Kalau yang ekstrem ini bisa sampai mecahin kaca,” ujarnya.
Terakhir adalah modifikasi audio SQL. Modifikasi ini cenderung ke show off. Bisa buat kontes namun juga masih nyaman digunakan harian. Istilah awamnya adalah kosmetik audio. Biasanya menggunakan ruang kosong yang ada di bagasi untuk menempatkan berbagai piranti audio, seperti subwoofer, mid bass, tweeter, processor , monoblock dan power.
“Semua piranti biasanya dipasang di bagasi. Serta dilakukan penataan agar nampak rapi dan elegan. Suara yang dihasilkan sendiri bisa memanjakan telinga pendengarnya,” tambahnya.
Modifikasi SQL, lanjut dia, bisa dilakukan di hampir semua mobil. Desain susunan atau estetika penataan pun di-setting sedemikian rupa agar terkesan rapi, elegan dan mewah. Tak jarang pun dipasangi lampu aneka warna agar bagian belakang atau bagasi jika dibuka akan lebih berwarna. Modifikasi jenis ini cukup menguras budget. Angka tentu mulai dari belasan juta sampai puluhan juta. Tergantung piranti audio yang digunakan.
“Istilahnya modifikasi lebih ke kosmetik audio atau mempercantik ruangan audio yang digunakan. Buat gaya bisa dan buat harian pun jadi,” katanya.
Yudi berpesan agar tidak sembarangan meng-upgrade audio mobil. Sisi keamanan harus menjadi perhatian. Kasus mobil terbakar misalnya, biasanya terjadi karena korsleting listrik pemasangan kabel audio yang tidak sesuai standart. Seperti menggunakan kabel yang di bawah ukuran standart, tidak menggunakan sekring dan lainnya.
“Sisi keamanan tetap harus diperhatikan. Jangan sampai ingin suara mobil jeduk dengan harga murah masang disembarang tempat malah kena musibah yang diinginkan. Idealnya setiap piranti audio sebelum masuk ke power harus memiliki sekring, dan menggunakan kabel minimal 8 AWG,” tegasnya. (den/zal/bas)