RADARSEMARANG.COM – Banyak orang mengira tanaman karnivora itu menakutkan. Padahal, tanaman tersebut juga dapat berfungsi untuk mempercantik rumah. Terbilang unik dan jarang yang punya.
Budi daya tanaman karnivora bisa dilakukan di rumah. Yulianto Tedjo memanfaatkan rooftop lantai 3 rumahnya yang dipenuhi tanaman karnivora. Saat Jawa Pos berkunjung Senin (22/1) lalu, berbagai jenis seperti venus flytrap, kantong semar, dan drosera tertata rapi.
Tedjo meletakkan tanaman itu pada tray dan terendam air. Menyerupai karakteristik habitat aslinya, rawa-rawa. Media tanam yang digunakan tak boleh sampai mengering. ’’Di alam, waktu musim hujan tanaman bisa sampai tenggelam,’’ ujarnya.
Air yang digunakan tak disarankan memiliki kandungan mineral. Salah-salah tanaman bisa rusak ataupun mati. Tedjo lebih memilih air keran yang telah difilter dan diendapkan. Alternatif lain bisa memakai air tampungan pendingin ruangan. ’’Pelihara tanaman karnivora juga lebih gampang karena tidak perlu pemupukan,’’ terang pria 29 tahun itu.
Tanaman karnivora harus mendapat sinar matahari setiap hari. Karena itu, Tedjo meletakkannya di luar ruangan 24 jam tanpa khawatir rusak. Hasilnya, tanaman semakin subur dengan ciri berubah warna kemerahan. Tak hanya hijau polos.
Bagaimana jika diletakkan di dalam ruangan? Tentu saja bisa, asalkan tanaman tetap bisa melakukan fotosintesis. Caranya, menggunakan lampu khusus. Tedjo pun punya beberapa tanaman yang diletakkan di dalam. ’’Matahari dan air itu yang paling penting. Banyak orang salah kaprah karena tanaman unik akhirnya disimpan terus,’’ papar dia.
Alumnus Universitas Widya Mandala Surabaya itu menjelaskan, alasan lain luar ruangan dipilih agar tanaman lebih mudah mendapatkan mangsa secara alami. Di antaranya, nyamuk, lalat, dan semut yang cenderung tertarik dengan aroma dan warna tanaman karnivora. ’’Sebenarnya, serangga itu lebih ke tambahan nutrisi saja. Tetap bisa hidup meski tanpa itu,’’ katanya.
Pria asli Surabaya itu tak perlu repot memberikan serangga secara manual. Sebab, mangsa tanaman karnivora tersebut datang dengan sendirinya. Bahkan, ada beberapa hewan yang terbilang ’’nyasar’’ seperti capung. Teknik menjebak serangga masing-masing tanaman pun tak sama.
Pada drosera, tanaman tersebut memiliki struktur daun khas dengan tentakel yang sangat lengket. Karena itu, serangga yang terbang rendah lebih sering terperangkap. Sedangkan mulut venus flytrap akan terbuka begitu ada serangga yang menempel, tak bisa lepas. Sampai perlahan mulut daun menutup dan melumat habis. ’’Kalau venus flytrap itu makan satu lalat, mulut daunnya tidak membuka sampai sepekan,’’ ucapnya.
Sementara itu, kantong semar mempunyai teknik berbeda. Pada bagian dalam daunnya, terdapat lapisan yang licin. Serangga tak bisa keluar begitu terperangkap. Bahkan, bisa menangkap mangsa berukuran sedang jika ukuran tanaman besar. ’’Kantong semar itu bisa tumbuh sampai ukuran meter. Pemula disarankan memelihara ini karena lebih mudah,’’ tuturnya.
Tanaman karnivora pun terbilang unik dan disarankan untuk punya setidaknya satu. Selain hemat ruangan, perawatannya mudah. Tedjo mengatakan, orang cenderung mencari venus flytrap yang ikonik. Begitu tahu ukurannya kecil, mereka terkejut karena tak seperti di film. ’’Juga jarang terkena penyakit meski ada beberapa seperti hama putih atau dimakan belalang. Pengalaman saya direndam dalam air sembuh sendiri,’’ urainya. (dho/c6/ai)