RADARSEMARANG.COM – Pada era 1990 hingga 2000 an, masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan Tamiya. Benar saja, mainan mobil rakitan asal Jepang itu pernah booming di Indonesia.
Namun seiring berjalannya waktu, Tamiya semakin sedikit peminatnya. Nah, di awal pandemi Covid-19 pada 2020 lalu Tamiya kembali naik daun. Hal itu dirasakan salah satu pendiri komunitas Terminal Tamiya Semarang yang bermarkas di Java Mall Semarang, Buyung.
“Komunitas ini saya bangun sekitar tahun 2016, namun mulai ramai peminatnya sejak awal pandemi Covid 19,” kata Buyung kepada RADARSEMARANG.COM.
Selama pandemi, Buyung mengatakan bahwa dirinya masih menjalankan komunitasnya secara online.”Karena pada saat itu pihak Java Mall belum memberikan izin saya untuk buka,” Katanya.
Selain hanya untuk bersenang-senang, Terminal Tamiya Semarang juga memfasilitiasi pecinta Tamiya semarang melalui berbagai event perlombaan.“Tempatnya sendiri terbuka bagi semua komunitas Tamiya. Dalam waktu dekat komunitas kami akan mengadakan lomba yang tujuannya untuk bersenang-senang dan lombanya gratis,” sambungnya.
Dalam perlombaan Tamiya, aspek penilaian sendiri menggunakan sistem tiga lap dan dipilih yang tercepat. “Yang paling cepat akan dianggap pemenang dan mobilnya akan dikarantina untuk lomba selanjutnya.” Kata Buyung.
Dalam waktu dekat ini juga, Terminal Tamiya Semarang akan mencari enam orang, masing-masing tiga orang dari kelas STB dan STP untuk dikirim mewakili Semarang ke Jakarta untuk memperebutkan tempat yang mewakili Indonesia di World Cup Tamiya di Jepang.
“Saat ini kami baru mencari enam orang, masing-masing tiga dari kelas STB dan STO untuk dikirim ke Jakarta mewakili Semarang untuk bertanding dengan perwakilan kota lain, jika menang nanti satu perwakilan dari masing-masing kelas akan dikirim ke Jepang mewakili Indonesia di World Cup Tamiya 2023,” bebernya.
Buyung juga menjelaskan, dirinya ingin Terminal Tamiya Semarang ini bisa dinikmati oleh semua kalangan.
“Kalau kami sendiri, ingin lebih menjankau pasar dimana orang-orang yang ingin sekedar bermain akan kami terima, jadi tidak hanya golongan atas yang bisa bermain, tapi golongan biasa pun juga bisa menikmati,” kata Buyung.
Sisi positif lainnya kata Buyung, dengan adanya Terminal Tamiya Semarang ini, anak-anak bisa mengurangi ketergantungan bermain gadget.
“Harapannya dengan adanya Terminal Tamiya Semarang ini anak-anak bisa mengurangi ketergantungan dengan gadget, sekaligus menjadi wadah untuk berkreasi dan bersosialisasi dengan sesama pecinta Tamiya.” Tutupnya. (mg14/mg15/mg17/bas)