RADARSEMARANG.COM, Semarang – Limbah barang bekas bisa disulap menjadi barang berharga ditangan Indaryanto. Benar saja pemilik Lilo Fang Fang Art itu berhasil memanfaatkan limbah barang bekas baik dari ranting kayu, plastik, mapun logam bisa diubah menjadi macam kerajinan seperti, mobil-mobilan, robot, gantungan kunci, hiasan meja, hiasan dinding dan diorama.
Awalnya mulanya warga Anjasmoro Tengah VI No 48, Semarang ini mengolah dari bahan-bahan yang tidak terpakai bahkan dari batu kerikil bisa menjadi diorama. Saat ini Indaryanto sedang fokus mengembangkan limbah dari bahan logam dikarenakan logam susah didaur ulang dan ketika dibuat hasilnya lebih unik.
“Kuncinya ada di imajinasi yang digabungkan dengan ketelatenan. Awalnya memang harus digambar di benak kita, apa yang akan kita buat. Ketika gambaran sudah muncul, baru kemudian dikreasi. Dicari limbah logam yang sesuai dengan gambaran kita,” katanya.
Indaryanto menjual kreasinya tersebut berkisar dari Rp 50 ribu sampai puluhan juta Rupiah, tergantung dari kerumitan barang. Semakin detail dan rumit barang semakin mahal harganya. Selain di Semarang, Karyanya juga banyak diburu orang-orang dari Jakarta, Medan sampai luar negeri.
Karyanya juga sering diikutkan pameran ke berbagai daerah. “Dulu saya berkarya pake lem, sampai akhirnya pakai solder, patri, sampai pakai las. Ternyata banyak bahan yang bisa dikembangkan,” ucapnya ketika ditemui RADARSEMARANG.COM.
Indaryanto mengaku, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pembuatan kerajinan tangan dari limbah logam baik dari pasar-pasar loak ataupun ada orang yang memberinya limbah logam yang tidak terpakai untuk dimanfaatkan.
“Biasanya saya mencari di pasar loak. Selain bervariasi harganya juga lebih murah. Namun terkadang ada juga pedagang yang datang ke rumah, atau bahkan dikasih gratis oleh masyarakat,”tambahnya.
Ia memulai usaha kerajinan dari limbah logam itu sejak 2009 lalu. Awalnya, ia hanya iseng memanfaatkan limbah logam yang berserakan di rumah. Dari coba-coba tersebut, ternyata karya seni dari limbah logam tersebut, mampu menarik minat masyarakat, bahkan langsung ditawar untuk dibeli.
”Semua itu berawal dari ketidaksengajaan saya, waktu di rumah saya buka laci ada jam bekas, laker bekas, dan macam-macamlah. Tak pikir kalau ini dirangkai jadi apa ya? Saya kira bakal bisa jadi sesuatu”, ungkap Indaryanto. (mg12/mg13/bas)