RADARSEMARANG.COM – Bagi generasi 90-an, tidak asing dengan mainan mobil Tamiya. Mobil mini berdinamo ini mirip mobil Formula 1. Tetapi mainan itu tak lekang waktu. Masih tetap eksis sampai sekarang.
Para pecinta Tamiya masih tetep demen dengan mobil mainan mini tersebut. Banyak yang tetap eksis dengan bermain Tamiya. Banyak pecinta Tamiya yang berkumpul untuk bermain balapan. Mengadu kecepatan untuk menjadikan mobil mainannya yang tercepat.
Biasanya ada lima kelas yang ramai untuk diperlombakan. Kelas Tamiya original box. Lebih dikenal TOB+. Kelas Tamiya standart box. Mesin bawah box di modif untuk balap dengan spek standar bawaan kit Tamiya.
Kelas damper style yaitu kelas Tamiya original box plus. Seluruh modi dimodif dengan part optional tambahan ala mobil Tamiya yang berkiblat Jepang. Sama dengan Tamiya original box plus ada juga Tamiya STO (Standar Tamiya Original).
Kelas Tamiya clasic, kelas Tamiya yang dilombakan dengan mobil dengan spek di bawah pembuatan tahun 2000an atau lebih dikenal dengan Tamiya keluaran lama.
Terakhir kelas Tamiya street. Tamiya yang dijalankan di jalan raya dengan berbagai rintangan. Namanya play on tamita sambil berlari. “Saya sudah gandrung dengan Tamiya sejak 2002,” kata salah satu pecinta mobil mainan Tamiya Alfian CH warga Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Ia sudah mengotak-atik mobil kecil ini sejak 2002. Semakin kencang laju mobil, maka harga yang ditawarkan akan semakin mahal. Paling murah sekitar Rp 1 juta. bahkan, seri sfm BG century 21 bisa dibanderol Rp 2 juta.
Apalagi jika Tamiya sudah sering juara, ketika dijual biasanya akan semakin mahal. “Harga diberikan berdasarkan seri. Barang yang diproduksi di Jepang harganya biasanya lebih mahal,” ujarnya.
Sekarang tidak mudah untuk mendapatkan mobil Tamiya. Untuk mendapatkan batang cukup sulit. Para pecinta Tamiya biasanya hunting ke kolektor tamiya yang ada di Indonesia. Semakin tua seri Tamiya tentu lebih mahal harganya. “Tapi bagi yang punya anggaran lebih tentu bisa belanja langsung ke Jepang. Kalau di Indonesia sekarang sudah susah carinya,” tambahnya.
Untuk perawatan Tamiya tidak susah. Cukup mempunyai box khusus Tamiya. Setelah selesai digunakan cukup dibersihkan menggunakan sikat, disemprot cairan pembersih khusus Tamiya. “Jadi harus ada perawatan khusus,” ujarnya.
Setiap tahun, ajang perlombaan Tamiya terus digelar. Dari tingkat daerah hingga nasional. Tahun 2021 Ia mengaku meraih juara 3 kejuaraan nasional seri kelas tob+. Tamiya bahkan sudah masuk Ikatan Motor Indonesia (IMI) sebagai cabang olahraga di Indonesia.
“Sudah mulai dilirik di cabang olahraga, jadi tinggal kita sebagai anak bangsa yang harus memaksimalkan semua potensinya. Saya optimis Tamiya akan kembali berjaya,” tambahnya. (ria/fth)