RADARSEMARANG.COM – Bermula dari beberapa orang dengan hobi yang sama, yakni memelihara musang. Komunitas Sanggar Musang Semarang (SMS) resmi lahir pada 1 Januari 2020.
“Dulunya kami dari beberapa komunitas yang berkumpul jadi satu di sini. Saat ini anggota ada 46 orang dengan pengurus inti sejumlah 7 orang,” ucap Ketua SMS Edi Surtapa kepada RADARSEMARANG.COM.
Homebase komunitas ini di rumah Edi Sutapa. Tepatnya di belakang Ada Swalayan Majapahit Semarang. Mereka sepakat memelihara musang bukan sekadar hobi. Lebih dari itu, melestarikan musang menjadi tujuan komunitas ini. “Sehingga anak cucu kita tidak hanya tahu gambarnya, melainkan juga tahu bentuknya. Seperti apa musang pandan, musang akar, dan jenis lainnya,” jelasnya.
Saat ini, SMS telah memiliki home breed pribadi yang dinamakan Home Breed Sanggar Pandan. Lokasinya berada di Delik, Wringin Jajar, Mranggen, Kabupaten Demak. Proses breeding ini dikerjakan sendiri secara total oleh anggota SMS. Jolodong adalah salah satu anggota SMS yang merupakan pelopor adanya home breed ini sekaligus penggerak dalam proses breeding.
“Pertama kali mencoba breeding itu sekitar 2019 lalu. Saya berkali-kali gagal dan dari kegagalan itu saya belajar. Sampai pada akhirnya ya seperti ini, berhasil breeding sendiri,” ungkap Jolodong.
Ia juga menjelaskan, dalam praktiknya, membiakkan musang tergolong susah. Dalam proses perkawinannya, perlu memperhatikann dengan baik karakteristik serta jenis dari tiap-tiap musang. Apabila dilihat dari jenisnya, musang terbagi atas berbagai kelompok. Beberapa yang dimiliki Home Breed Sanggar Pandan ialah musang pandan, bali, pandan-bali, platinum, lombok, dan masih banyak jenis lainnya.
Selain jenisnya, proses perkawinan musang juga harus memperhatikan usia dari musang tersebut. Jolodong menjelaskan bahwa musang yang sudah siap untuk dikawinkan setidaknya berusia 1,5 atau 2 tahun. “Di home breed kami, usia musang tertua adalah 8 tahun sedangkan yang paling muda berusia 5 bulan. Tapi, untuk ukuran musang itu tidak bergantung dari usianya. Jadi, bisa saja musang yang lebih muda tubuhnya lebih besar. Biasanya tergantung pola makan dari tiap-tiap musang,” paparnya.
Untuk keberhasilan breeding, Jolodong biasanya mengetahui sekitar 1 hingga 2 minggu setelah proses kawin dicoba. Setelah melewati 3 bulan, musang akan melahirkan. Pada satu kelahiran, biasanya musang akan melahirkan sekitar 2 sampai 4 ekor bayi. “Warna bayi musang yang dilahirkan memiliki pengaruh yang besar terhadap penentuan harga musang. Contohnya untuk perkawinan musang pandan yang melahirkan bayi dengan garis putih, tentu harganya akan lebih mahal,” jelasnya.
Penerapan harga musang di Home Breed Sanggar Pandan memang bervariasi berdasar jenis dan warna musang. Contohnya, untuk adopsi bayi musang jenis pandan jawa mulai dari Rp 400 ribu. Sedangkan untuk jenis musang lombok dan bali lebih mahal yaitu Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta. Harga ini pun masih dapat bertambah bergantung pada jenis musang yang dilahirkan.
Ibarat manusia yang memiliki akte kelahiran, musang yang dikembangkan Sanggar Musang juga memiliki Surat Keterangan Lahir (SKL). Selain itu juga dipasangi chip berisi data silsilah indukan. “Apabila ada yang kehilangan musang, dapat dicari dengan cara melakukan scan pada chip yang telah dipasang di punggung musang. Jadi pembeli tidak perlu khawatir jika musang hilang, meskipun harga musangnya cukup tinggi,” jelas ayah 2 anak ini. (mg10/mg12/zal)