RADARSEMARANG.COM – Menyukai sepak bola, Khunaifi Aang juga tertarik pada jersey klub. Apalagi semasa kecil dia sering dibelikan jersey produksi lokal oleh orang tuanya. Aang kemudian mengoleksi jersey hingga ratusan item.
Khunaifi Aang suka sepak bola sejak kanak-kanak. Dia menonton dan mulai mengerti sepak bola ketika ajang Piala Dunia 2002. Warga Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, ini pun memiliki memori masa kecil tentangnya. Terutama tentang timnas Korea Selatan yang melaju ke babak semifinal.
Pada 2009, memori masa kecilnya terbuka kembali begitu melihat ada yang menjual jersey timnas Korea Selatan saat Piala Dunia 2002. Aang merasa tertarik dan membelinya seharga Rp 200.000.
“Dari situ sampai sekarang suka mengoleksi jersey,” tutur Aang kepada RADARSEMARANG.COM.
Aang menunjukkan sebagian kecil koleksinya. Sebanyak 17 jersey dari berbagai klub lokal maupun luar negeri. Pemuda 25 tahun ini mengaku memiliki jersey sekitar 200 buah. Paling banyak jersey PPSM Magelang. “Mungkin sekitar 150 jersey PPSM. Nggak pernah ngitung,” ucap Aang.
Aang memang menyukai PPSM. Terlebih pada musim 2008/2009 tim berjuluk Laskar Macan Tidar ini tampil di Divisi Utama. Dulu, kata Aang, solusi memiliki jersey PPSM yakni dengan membeli ke pedagang di pinggir stadion.
Sebab PPSM tidak punya official merchandise. Aang kemudian bisa mendapatkan jersey resmi PPSM melalui temannya.
Beruntung, kini mencari jersey tidak lagi menjadi perkara sulit bagi Aang. Selain karena industri jersey mulai naik, kata Aang, media sosial bisa mewadahi kebutuhan ini. Selain membeli di toko ofisial klub, Aang biasanya mencari jersey di Facebook.
“Paling relevan di grup. Tiap hari ada yang lelang,” katanya. Dia juga mengikuti akun Jersey Forum di Twitter. Saban Sabtu ada sesi “jersey for sale” dan “jersey to buy”.
Selain jersey PPSM, Aang menyukai jersey klub lain karena desainya. Selebihnya, dia membeli jersey ketika bepergian ke luar kota atau ke luar negeri.
“Ini jersey Persipon saya beli waktu ke Pontianak. Yang Selangor FC juga beli pas ke Malaysia,” kata Aang sembari menunjukkan jersey di sampingnya. “Ingin punya memorabilia tim yang tempatnya pernah saya kunjungi,” imbuhnya.
Sementara yang paling unik, Aang membeli jersey yang sedang dipakai orang saat mereka bertemu di jalan. Dia melakukannya di Solo pada 2017 lalu. Begitu melihat pria penarik becak menggunakan jersey PSS musim 2013. Jersey atas nama pemain Fahrudin. Aang memberhentikan pria itu lalu mengajak ngobrol dan makan.
Sembari menawar jersey. Begitu deal, Aang pun membelikan kaus baru untuk dipakai sebagai pengganti. “Kemungkinan jersey bekas pemain karena tahun 2013 kan merch belum se-trend sekarang,” ucapnya.
Ihwal perawatan, Aang lebih memilih menggantung jersey-jerseynya. Kecuali jersey yang desainnya berupa bordiran. Dia lebih memilih melipatnya “Kalau yang ada tempelan dari rubber, yang timbul gitu, kalau dilipat bisa lengket atau sobek,” ujarnya. (rhy/ton)