RADARSEMARANG.COM – Asti Soemaatmadja sudah dua tahun terakhir mencintai sepeda. Ia selalu menyempatkan di sela kesibukan bekerja. Bersepeda menjadi pilihan melepas penat usai bekerja. Sekaligus tempat belajar menghargai, mensyukuri dan menikmati keindahan alam.
Asti merupakan perempuan yang senang dengan olahraga. Sebelum bersepeda ia gemar olahraga lari. Bersama dengan komunitas lari yang dilakukan malam hari after office hour. Tetapi kesibukan bekerja membuatnya tidak banyak memiliki waktu berlari malam tersebut. “Jadi pilihan lain ya bersepeda. Bisa sendirian atau ramai-ramai,” katanya.
Perempuan Kelahiran 2 Januari 1991 ini mengaku banyak yang didapatkan dari bersepeda. Tubuh menjadi sehat, berinteraksi dengan banyak orang, dan bisa menghilangkan penat dengan banyaknya pekerjaan. “Dan yang penting badan sehat, jiwa dan raga dapat menjadi bahagia,” ujarnya.
Di tengah pandemi, ia kerap bersepeda sendiri bike to work. Biasanya berangkat pagi sekalian Ngeloop di Simpang Lima. Sebba, tempat kerjanya dekat daerah tersebut. Tidak jarang, ia bersepeda di di luar kota. Seperti Kudus, Solo, Boyolali, Jogjakarta, Kendal, Salatiga dan beberapa daerah lain. “Bersepeda tidak hanya sekedar ajang menyehatkan diri tapi bisa menjelajah berbagai kota sembari menikmati keindahan Alam,” tambahnya.
Banyak pengalaman yang dialami selama menyukai olahraga tersebut. Pernah saat janjian bersama pecinta gowes dari Semarang menuju Kudus. Saat berangkat, bareng dan beriringan. Tetapi di tengah jalan, banyak yang terlalu bersemangat, akhirnya ia ketinggalan rombongan. Meski begitu, ia tetap melanjutkan bersepeda sendiri sampai Kudus. “Justru itu yang menarik, menikmati perjalanan, begitu menemukan tempat yang bagus bisa berhenti untuk menikmati pemandangan.” Akunya.
Bersepeda memang sangat mengasyikan. Tetapi, resiko yang dihadapi juga tidak kecil. Asti bahkan pernah terjatuh saat bersepeda di Ungaran. Penyebabnya, karena keasikan ia lupa makan padahal kondisi sedang panas. Tetapi semua itu tidak lantas membuatnya kapok. “Kalau ditanya hobi apa ya sepeda. Bisa sendiri, bisa ramai-ramai bareng yang lain,” tambahnya.
Meski begitu, tempat favoritnya untuk bersepeda justru di desa yang masih alami. Dengan pemandangan alam yang bagus, sawah yang ijo royo-royo dan tentunya kuliner khas desa. Sebab, kesibukan dan suasana bekerja di tengah kota Semarang membuatnya lebih banyak menikmati pemandangan kendaraan dan bangunan-bangunan tinggi. “Kalau tempat asik ya desa, bisa lihat sawah, apalagi bisa menikmati kuliner tempo dulu. Itu istimewa,” tambahnya.
Ia mengajak masyarakat untuk gemar bersepeda. Sebab, ini olahraga yang sangat bagus untuk menjaga kesehatan. Banyak orang yang suka dan tertantang melakukan olahraga bersepeda. Mudah dilakukan, tidak membutuhkan banyak modal. “Selain badan sehat, pikiran bisa fresh apalagi kalau melihat suasana alam yang begitu indah. Ini bisa menjadi cara bagi kita untuk bersyukur dan menikmati indahnya alam semesta,” tambahnya. (mg20/mg18/fth)