RADARSEMARANG.COM – Bermula dari rumah ke tempat kerja, Donna Mita kini kerap bersepeda hingga luar kota.
Bersepeda sudah menjadi hal yang menyenangkan bagi wanita cantik satu ini. Ialah Donna Mita, 35, yang menekuni hobi barunya sejak 2017 lalu. Sebelumnya, ia juga aktif di olahraga Muay Thai, boxing, dan jogging. Setelah mencoba bersepeda, ia justru ketagihan lantaran badannya terasa lebih bugar.
“Bersepeda itu olahraga low impact dan seperti candu,” tutur wanita yang akrab disapa Donna kepada RADARSEMARANG.COM.
Hobi baru itu dimulai dari bike to work. Jarak 12 km dari rumah ke kantornya di daerah Jalan Dr Cipto Semarang dilalui dengan sepeda lipat. Staf IT di PT Realta Chakradarma ini, semakin tertarik untuk gowes long ride. Bahkan selama empat tahun terakhir, Donna sering bersepeda ke luar kota, seperti Salatiga dan Ambarawa.
“Terakhir sebelum PPKM, saya dan teman-teman ke puncak Gunung Telomoyo. Sebenernya jaraknya dekat, 14 kilometer. Tapi karena jalanannya nanjak, jadi lumayan menguras tenaga,” ungkapnya.
Baginya, bersepeda dengan kontur jalan yang menanjak merupakan tantangan tersendiri. Berbeda jika jalanan yang dilaluinya datar. Dengan jarak yang sama, namun kontur jalannya berbeda tentu jauh lebih melelahkan.
“Kuncinya, jangan lihat ke atas. Kalau di tanjakan, pandangannya cukup ke arah dua meter ke depan. Karena secara psikologis, kita nggak terlalu pressure,” bebernya singkat. Dari hobinya itu, Donna berhasil menduduki podium empat lomba balap sepeda yang diadakan oleh Sinar Bike 2020.
Saat ini Donna tergabung dalam beberapa komunitas. Namun, lebih intens bersama dengan komunitas Seli Sesat, Geli Banget, Ngepit.cc, dan Photocycle. Menurutnya, komunitas merupakan wadah untuk sharing informasi. Selain soal sepeda, di sana juga ada charity bareng. Jadi, tidak hanya manfaat sehat saja, tapi sosialnya pun dapat.
Wanita kelahiran Semarang, 18 Juli ini, lebih suka gowes long ride bareng teman-teman. Sebab, belum ada rute khusus bagi pesepeda di semua jalan. Kontur jalan dan lingkungan yang belum bicycle friendly (ramah bagi pesepeda) membuatnya enggan gowes sendiri antarkota. Selain itu, jika bersepeda secara berkelompok jika terjadi suatu kecelakaan seperti jatuh pasti ada yang membantu.
Sebagai pesepeda, ia juga tak jarang jatuh. Paling parah yang pernah dialami Donna pada saat tertabrak dari belakang oleh dua pengendara cewek yang sedang bermain ponsel. Dari kecelakaan itu, pergelangan tangan dan jarinya bengkak. Namun, ada hal lucu juga yang terjadi saat kecelakaan. Pertama kali yang ia lakukan adalah menanyakan sepedanya kepada orang yang menolongnya.
“Setelah jatuh yang pertama kali saya tanyakan adalah di mana sepeda saya, Pak?” kisahnya sambil tertawa.
Setelah kejadian itu, ia sempat trauma bersepeda. Tapi karena sudah mejadi bagian dari kesehariannya, ketika tidak bersepeda ia malah merasa pegal-pegal di seluruh badan.
“Awalnya sempat masih takut, tapi pas ndak gowes malah kayak orang sakau saya itu,” candanya.
Menurutnya, untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan ada beberapa hal yang perlu disiapakan sebelum bersepeda. Mulai dari sepatu, kacamata, helm, sarung tangan, dan juga manset.
Selain itu, sebelum bersepeda harus sarapan terlebih dahulu untuk menjaga stamina dalam tubuh. Kemudian melakukan pemanasan dengan stretching ringan dan melakukan peregangan. Untuk pendinginannya sendiri ia menyarankan untuk berdiri sebentar lalu jalan-jalan kecil barulah duduk. Hal itu dilakukan agar otot tidak terlalu shock. (mg4/mg8/zal)