RADARSEMARANG.COM – Barang-barang kuno biasanya memiliki daya tarik tersendiri bagi segelintir orang. Tak terkecuali sepeda kuno yang menjadi minat dari komunitas Vintage Bike Semarang (Vibe Semarang).
Komunitas yang diinisiasi oleh Fajar Sidiq ini menjadi wadah pagi para peminat sepeda jadul. Awalnya hanya membuat akun instagram @vibe.smg. Kemudian berkembang jadi komunitas.
“Karena saya dan teman saya, Dimas, sama-sama suka sepeda balap jadul, kemudian tercetus ide untuk mendokumentasikannya,” kata Fajar kepada RADARSEMARANG.COM ketika menjelaskan awal mula berdirinya komunitas ini.
Di mata Fajar, sepeda vintage memiliki keunikan dan sejarah tersendiri, baik dari pemilik sepeda ataupun brand dari sepeda tersebut. “Lebih nyeni menurut saya, dan biasanya punya sejarah. Pemiliknya pasti punya cerita mengenai cara dia bertemu dengan sepedanya, entah itu warisan dari orangtua, mbah, atau dari pasar loak. Sepeda kuno juga menjadi saksi dari perkembangan teknologi sepeda saat ini, misal teknologi shifter (gigi), rem, atau shockbreaker,” jelas Fajar.
Menurutnya, sepeda zaman dulu memiliki berbagai perbedaan terkait perawatan ataupun teknologinya. Tergantung dari tahun sepeda tersebut dikeluarkan. Terkait dengan perawatan dan sparepart, komunitas ini kerap melakukan diskusi rutin. “Kebanyakan bahan sepeda vintage sudah berumur. Teknologinya juga masih kuno, sehingga perlu perawatan khusus,” lanjutnya.
Komunitas Vibe Semarang rutin bersepeda bersama setiap Sabtu pagi pukul 06.30 dengan titik kumpul di daerah Simpang Lima. Selain bersepeda, komunitas ini kerap melakukan hunting foto sepeda kuno. “Kalau kami melihat ada teman-teman yang lewat menaiki sepeda jadul, kami foto sekalian. Bahkan kami ajak ngobrol mengenai sejarahnya. Setelahnya diunggah di Instagram,” ujarnya.
Baginya, masa pandemi Covid-19 ini menjadi tantangan untuk mengumpulkan anggota dan mengenalkan sepeda jadul ke masyarakat. Sebab, komunitas ini baru berdiri Juli 2020, tepat di masa pandemi. Meski begitu, Fajar berusaha agar komunitas ini tetap eksis dengan bersepeda rutin dan aktif mengunggah foto di Instagram @vibe.smg.
Komunitas ini tidak membatasi latar belakang bagi yang ingin bergabung. Asal mempunyai sepeda kuno keluaran di bawah tahun 2000. Jenisnya pun juga tidak dibatasi, baik itu roadbike, jengki, onthel, lipat, federal, semuanya boleh bergabung. Ke depannya, Fajar memiliki berbagai rencana untuk komunitas seperti touring jarak jauh dengan komunitas lain yang sejenis di berbagai kota, serta melakukan kegiatan tweed ride, yaitu bersepeda bersama dengan pakaian bergaya vintage.
“Dengan tweed ride, kami mau mengenalkan kepada masyarakat Semarang bahwa bersepeda itu bukan olahraga saja, namun bisa memunculkan sisi lifestyle maupun fashion. Bukan masalah mencari jarak jauh atau tanjakan tinggi, tapi juga ada sisi fun-nya.” tutup Fajar. (mg4/ida)