RADARSEMARANG.COM – Bagi kalangan pesepeda Dahon Classic, hobi gowes bukan sekadar penghilang lelah. Sepeda juga dapat dijadikan investasi jangka panjang. Lantaran sepeda Dahon Classic saat ini sudah tidak diproduksi lagi. Harganya pun selangit.
Keberadaannya yang langka membuat para pemilik sepeda tersebut berkumpul dalam Komunitas Dahon Classic chapter Semarang. Komunitas yang ada sejak awal 2015 ini menjadi salah satu wadah bagi pecinta sepeda Dahon di Semarang. Memiliki induk komunitas di Jakarta, komunitas ini juga terdapat di berbagai kota. Sempat vakum sejenak, komunitas ini kembali aktif pada awal 2020.
Komunitas ini juga kerap dikenal dengan nama Komunitas DCI-024. Dipimpin Triyono, jumlah anggota aktifnya mencapai 62 orang. Awal mula adanya anggota dimulai dengan menyebarkan info pada media sosial Facebook.
“Teman-teman anggota ini berasal dari berbagai kalangan. Ada yang bekerja jadi wirausaha, PNS, pegawai swasta, pensiunan juga ada,” ujar Triyono kepada RADARSEMARANG.COM.
Tri -sapaan akrabnya- mengatakan sebelum pandemi, komunitas Dahon Classic chapter Semarang ini sudah pernah melakukan gathering bersama anggota komunitas seluruh Indonesia. Tepatnya pada awal 2015 di Magelang. Lalu 2017 di Bandung. Sedangkan untuk di wilayah Semarang biasanya hanya keliling kota setiap 1 bulan sekali di minggu kedua dan saat peringatan hari besar. Seperti hari kemerdekaan, sumpah pemuda dan lainnya.
“Meskipun punya kesibukan masing-masing tapi kita selalu menyempatkan untuk kumpul bareng. Kita jarang kumpul lengkap, misal di minggu ini sama minggu selanjutnya yang ikut beda-beda,” ungkap salah satu anggota komunitas, Azka.
Karena keunikannya, Tri menambahkan, selain untuk bersepeda terdapat pula anggota yang memilih untuk menjadikan sepeda ini sebagai benda koleksi. Sepeda Dahon Classic ini memiliki kekhasan tersendiri berupa bodinya yang kecil. Besi dari sepedanya juga kuat serta merupakan pencetus sepeda lipat pertama di dunia.
“Sepeda yang Dahon Classic ini sudah tidak diproduksi lagi. Sekarang pabrik Dahon tetap memproduksi sepeda namun sepeda dahon yang modern,” jelasnya.
Pria berusia 46 tahun ini menjelaskan sepeda Dahon Classic kebanyakan telah mengalami modifikasi. Seperti pedal dan sadel. Biasanya hal tersebut sesuai dengan kenyamanan si pemilik.
“Kalau punya saya harganya kini bisa sampai Rp 7 juta. Ada lagi punya salah satu anggota, Azka, harganya sampai Rp 25 juta disesuaikan keoriginalan produk” lengkapnya.
Meski memiliki harga yang relatif mahal, tambahnya, perawatan sepeda Dahon Classic tidak begitu sulit. Hanya dengan sering mengelap dan dipakai secara rutin itu tidak merusak sepeda. Namun terdapat bagian spare part original dari sepeda susah ditemukan. Spare part tersebut biasanya hanya dijual melalui website internasional. (mg1/mg2/lis)
