RADARSEMARANG.COM – Persoalan gaya hidup masyarakat sangat berpengaruh menjaga imunitas. Utamanya di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
Sebab, virus yang muncul pertama kali di Wuhan ini, menyerang sistem kekebalan tubuh (imun). Jika imun menurun, tentu akan sangat mudah terinfeksi.
Ari Pradhanawati, salah satu dosen FISIP Undip, menuturkan lifestyle atau gaya hidup di masa pandemi ini, harus sudah diubah menjadi lebih baik. Sudah tidak seperti sebelum pandemi. “Sekarang harus menerapkan gaya hidup sehat,” ungkap wanita kelahiran Semarang ini.
Menurutnya, ada dua hal yang berkaitan dengan gaya hidup sehat, yaitu dari aspek fisik dan mental. Aspek fisik meliputi rajin olahraga dan mengatur pola makan. Di usia yang sudah tidak muda lagi, Ari rutin melakukan olahraga ringan di rumah. Biasanya ia lakukan di bawah sinar matahari. Tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan tulang, vitamin D juga sangat dibutuhkan di masa pandemi.
Kemudian, pola makan yang sehat harus diterapkan. Sebab, pola makan menjadi salah satu yang sangat berpengaruh terhadap reaksi tubuh. Ari menyebutkan bahwa junk food sudah tidak cocok lagi di masa pandemi.
“Anak muda zaman sekarang suka dengan yang pedas-pedas, yang mercon-mercon. Gaya hidup yang seperti itu sudah harus diubah. Sudah mulai back to basic/nature,” ajaknya.
Setiap pagi, wanita yang sekarang memilih tinggal di Desa Tengaran ini, rutin mengonsumsi air ketumbar. Kebiasaan itu sudah ia terapkan sejak tahun 2017. Berkat hasil usahanya, kini Ari bisa kembali berjalan dengan normal.
Setelah air ketumbar, ia juga rutin mengonsumsi jus campuran buah dan sayur. Dengan kandungan vitamin yang tinggi, ia selalu melakukan kebiasaan-kebiasaan itu sebelum sarapan.
Selain mengatur pola makan, wanita 60 tahun ini, juga rutin menghirup larutan air hangat yang telah dicampur kira-kira tiga tetes minyak kayu putih. Tujuannya adalah untuk melegakan saluran pernapasan yang tersumbat akibat udara dingin.
Aspek kedua, gaya hidup sehat yang berkaitan dengan mental. Sebab, kondisi mental akan turut serta memengaruhi kondisi fisik dan daya tahan tubuh seseorang. Salah satunya adalah melakukan hal–hal yang menyenangkan, seperti yang dilakukan oleh Ari, yaitu menyanyi.
Hobinya ini menjadi salah satu kegiatan yang sering ia lakukan. Bersama dengan rekan kerjanya, ia juga aktif membuat cover lagu–lagu yang diunggah di youtube pribadinya. Saat ini, ia telah menghasilkan 40 lagu, di mana satu bulannya bisa menghasilkan hingga tujuh lagu.
“Menyanyi itu luar biasa. Dengan menyanyi, kita bisa menghindari stres. Kalau tidak bisa nyanyi, bisa juga mendengarkan musik atau menonton sinetron. Ini untuk mengimbangkan otak kanan dan otak kiri,” jelasnya dengan antusias.
Tak hanya itu, pikiran positif juga dapat memengaruhi daya tahan tubuh. Hal ini ia terapkan dengan membaca berita yang positif tanpa banyak ikut berkomentar. Adanya pandemi ini, ia selalu menyikapinya dengan hal yang positif. Sebab pandemi ini merupakan bentuk ujian dari Tuhan untuk seluruh umat dunia. Pada intinya, asupan makan dan positive thinking harus dijalankan dengan seimbang.
“Kita tidak bisa kembali seperti kehidupan sebelum pandemi. Tetapi, menerapkan kebiasaan baru, seperti memakai masker, menjaga jarak, dan tidak berkerumun adalah hal yang harus kita terapkan seterusnya selama pandemi dan setelah pandemi,” harapnya.
Tetap berolahraga, menjaga pola makan, selalu berpikir positif, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan untuk meningkat daya tahan tubuh selama pandemi. (mg4/mg2 /zal)