RADARSEMARANG.COM – Siapa yang tak kenal BTS. Boygroup asal Korea Selatan itu, kini dikenal banyak kalangan. Mulai anak-anak hingga lansia. Lagu-lagunya kerap memuncaki tangga lagu di berbagai platform music. Salah satunya Dynamite. Fanbase-nya pun kian membesar. Namanya ARMY (Adorable Representative MC for Youth).
Salah satunya Army (sebutan penggemar BTS) Semarang. Awal terbentuk karena satu rombongan penonton konser BTS Wings Tour 2017 di Jakarta. Saat itu ada 150 orang. Namun saat ini fanbase terus membesar. Kini ada sekitar 250 anggota aktif ARMY Semarang di grup WhatsApp. Sedangkan di instagram ia memiliki sekitar 2.600 followers.
Nabia, Inisiator awal dari ARMY Semarang sudah empat tahun mengurus fanbase. Ia mengaku terlalu senang dan terlanjur saying, sehingga tak bisa melepaskan perannya dan mempercayakan ARMY Semarang pada orang lain.
“Udah sayang banget sama ARMY. Udah ngelewatin banyak hal bareng. Termasuk dapet temen dan keluarga. Jadi belum siap ninggalin fanbase ini,” katanya.
Memang fanbase tersebut terbentuk dari ketidaksengajan. Namun Nabia pandai memanfaatkan peluang dan menjadikannya wadah hiburan sekaligus aksi sosial. Setelah nobar konser BTS Wings Tour usai, mereka memulai aksi pertama. ARMY Semarang berdonasi ke Panti Disabilitas Ar-Rifdah.
“Setiap bikin event gathering, nobar, atau ulang tahun member BTS itu, kita pasti sekalian galang dana untuk donasi,” katanya.
Saat pandemi, ARMY Semarang mengadakan nobar Muster dan perayaan Anniversary BTS ke-8 pada 13 Juni lalu. Pesertanya pun sangat terbatas. Hanya sekitar 35 anggota. Ia sangat menyayangkan situasi pandemi. Kegiatan fanbase tidak begitu leluasa. Namun hal itu tak menghentikan aksi sosial komunitas tersebut.
“Terakhir bulan lalu kami ngadain beach clean up up di Pantai Marina. Terus bagi-bagi nasi kotak ke pekerja di jalanan,” jelasnya.
Nabia menegaskan segala aktivisme sosial yang dilakukan ARMY Semarang selama ini, membuktikan bahwa K-pop bukan sekadar fangirling dan senang-senang. Komunitas itu juga menjadi basis untuk banyak aksi. Gelang dana saat terjadi bencana, bagi takjil dan makanan, donasi rutin ke panti asuhan, hingga kepedulian pada isu lingkungan.
“Kan K-popers sering dipandang norak dan disinisin orang tuh. Makanya kita galang kekuatan dan buat aksi. Jadi kami mau ngasih tau orang yang masih ngeremerin ARMY ‘inilo fangirling itu nggak cuma buang-buang duit doang tapi juga peduli sama isu sosial’ gitu,” tandasnya.
Terlepas dari kesenangan saat merayakan ulang tahun member BTS. Ia juga mengapresiasi semangat dan solidaritas ARMY Semarang yang luar biasa. Rela merogoh kocek untuk membeli merchandise mahal dari Korea, tapi tetap menyisihkan uang untuk berdonasi dan peduli sesama.
Kepedulian ARMY Semarang pada isu sosial tak lepas dari perilaku idolanya. Sebagai musisi, BTS dikenal kerap melalukan kritik sosial melalui lagunya. Lalu menyampaikan pesan soal penerimaan diri, mencintai diri sendiri, kesuksesan, hingga berani bermimpi.
Saat isu rasisme Black Lives Matter mencuat BTS mendonasikan 1 juta dollar sebagai bentuk dukungan. Para member BTS lainnya pun sering berdonasi untuk mendukung anak, perempuan, dan dana pendidikan. Hal-hal baik yang dilakukan terus menginspirasi pada penggemarnya.
Penggemar K-pop, khususnya fangirl kerap dicaci maki dan mendapat stigma negatif dari masyarakat. Tapi ARMY Semarang membuktikan hal itu tidak benar. Saat ditanya koran ini, apa yang Nabia dapat dari mengidolakan BTS.
“Musik yang emosional dan inspiratif, banyak hal positif, dan aku jadi lebih berani speak up maupun melakukan hal besar dalam yang hidup. Termasuk membangun fanbase ini,” tandasnya. (taf/zal)