RADARSEMARANG.COM – Bani Maryanto mempunyai cara sendiri sebagai bentuk kecintaannya terhadap klub kesayangannya, PSIS Semarang. Ia mengoleksi lebih dari 100 jersey PSIS. Kostum lapangan hampir setiap pemain Tim Mahesa Jenar tersimpan di rumahnya.”Ini bentuk saya cinta dengan PSIS, jadi koleksi jersey para pemain. Ya ada 100 lebih mas di rumah,” aku Bani kepada RADARSEMARANG.COM.
Pria 41 tahun ini mengaku mulai mengumpulkan jersey PSIS sejak PSIS mulai merumput di Liga 1 Indonesia. Ia rela mencari ke manapun asalkan mendapatkan jersey incarannya. Biasanya, hunting dari sesama kolektor, suporter atau dari pemain. “Ada juga yang dapat gratis, tapi yang cukup mahal saya beli Rp 8 juta,” ujarnya.
Meski cukup menguras dompet, ia mengaku tetap senang. Baginya koleksi jersey merupakan impian serta dapat kepuasan sendiri. Sama halnya jika ada yang mengoleksi burung, mobil, atau barang-barang klasik. “Nah kebetulan saya suka dengan jersey PSIS. Jadi ada kepuasan yang tak bisa diungkapkan,” tambahnya.
Mengoleksi jersey tidak hanya sebatas memiliki. Tetapi bagaimana bisa untuk terus menjaga dan merawat agar tetap bagus. Apalagi baju ketika tidak dirawat dengan benar tentu bakal rusak. “Ya kalau sudah punya dijaga dirawat,” ungkapnya.
Bani juga sering meluangkan waktu untuk merawat koleksinya pribadinya. Bahkan, ketika sedang suntuk atau luang, ia selalu berada di koleksi jersey PSIS Semarang. “Misalkan ketika badan capek terus melihat jersey langsung hilang. Intinya jersey itu kayak terapi. Mood jadi bagus, pikiran jadi tenang,” tambahnya.
Ia mengaku memang ingin mengoleksi jersey PSIS Semarang saat masih kecil. Begitu sudah ada kesempatan, ia mewujudkannya saat ini. Bahkan, ia berencana membuat museum minimalis untuk koleksinya pribadi. “Nanti kalau sudah ada mau buat museum minimalis tentang PSIS Semarang. Sekarang koleksi jersey dulu,” tambahnya.
Jersey yang dimiliki merupakan bagian dari sejarah. Bani pun memiliki untuk terus menambah koleksi di rumahnya. Berburu terus dilakukan demi mendapatkan semua jersey PSIS Semarang. Beberapa juga kadang ditukarkan dengan sesama kolektor. “Tapi saya tidak mau menjual, ini bagian sejarah dan bentuk kecintaan saya untuk PSIS Semarang,” tambahnya. (fth/ton)