RADARSEMARANG.COM – Tak sekeaar memelihara ikan, aquascape merupakan seni mendekorasi pemandangan dalam akuarium. Aquascape sama halnya dengan membuat kebun di dalam akuarium. Isinya tanaman, air, kayu, batu, akar, pasir, pupuk, dan ikan.
Untuk membuat aquascape yang bernilai seni, tentu harus terlihat alami tanpa buatan dan ekosistemnya dapat hidup seperti di alam sesungguhnya. Oleh karena itu pembuatannya memerlukan keuletan dan kesabaran yang tinggi.
Salah satu pecinta aquascape, Antonius Suparyadi Okpiantoro menjelaskan, aquascape memiliki keunikan tersendiri. Yakni menciptakan ekosistem dari alam yang dikemas dalam sebuah kaca. Selain berfungsi penyejuk, seni ini dinilai sangat indah untuk hiasan rumah.”Lihat aquascape rasanya seperti berlibur di alam, menyegarkan,” katanya.
Kecintaannya terhadap aquascape bermula ketika sulitnya mencari landscape di alam di Semarang. Ia mengatakan tidak mungkin akan terus berlibur ke alam, karena itulah ia memilih untuk membuat aquascape.
Selain itu, lanjut laki-laki yang akrab disapa Anton ini, beberapa orang yang mempercayai feng shui juga menyukai aquascape karena dinilai menghidupkan. Sebab, di dalamnya mengandung empat elemen jadi satu, yaitu batu, air, kayu, dan tanah.
Ia memulai hobinya sejak 2010. Mulai dari memiliki tiga, hingga kini mempunyai tujuh aquascape. Berkat keuletannya mendalami hobi itu, Anton kemudian banting setir dari prinsipal handphone menjadi pengusaha aquascape dari tahun 2017.
Usahanya ini sangat lengkap, mulai dari menyediakan bahan hingga menerima jasa setting aquascape. Anton menjelaskan, untuk pemula biasanya memilih tema waterfall. Ia membuat tema air terjun ini dari pasir. Sebelum mengukir seni, Anton terlebih dulu menyiapkan kebutuhan utama seperti bakteri, rumah bakteri, pupuk, dan topping soil.
Biasanya, pemula menggunakan ukuran 30 x 20 x 25 dengan jenis ikan neon. Untuk ukuran ini, ia membandrol Rp 900 ribu dengan pengerjaan kurang lebih delapan jam dan tergantung kesulitan. Sementara, ia juga pernah menerima setting aquascape di tempat wisata Dusun Semilir, Bawen dengan ukuran 4 meter. Ia membandrol Rp 60 juta.
Lebih lanjut pemilik toko Aquatico Aquascape di Jl Wonodri Baru Atas Semarang ini mengungkapkan mood menjadi pengaruh dalam pengerjaan. “Karena akar bakal dibuat seperti pohon beneran, jadi mood harus bagus. Kalau tidak ya nggak maksimal,” imbuhnya.
Di tengah pandemi ini peminat aquascape semakin meningkat. Menurutnya, karena tidak diperbolehkannya masyarakat berlibur, sehingga memiliki aquascape sudah menjadi solusi untuk menenangkan. “Peminatnya empat kali lipat, tapi saya gak nerima setting dulu. Takut jadi cluster,” tandasnya. (ifa/lis/bas)