RADARSEMARANG.COM – Dunia fashion mulai menggeliat seiring dengan penerapan new normal. Bagi yang memiliki mobilitas tinggi, perlu memperhatikan kenyamanan berbusana. Kebanyakan mereka lebih memilih busana yang praktis dan simpel. Namun tidak menghilangkan kesan kekinian dan trendi.
“Saat ini tren baju lebih ke simpel. Tidak aneh-aneh. Tapi tetap masih bisa gaya,” ujar designer Kota Semarang, Niki Hutomo.
Menurutnya, style korea masih sangat digandurungi. Terutama untuk outfit remaja perempuan milenial saat ini. Di mana mereka lebih memilih menggunakan celana pendek. Dengan padu padan kaos warna warni. Atau bisa juga ditambah dengan outer. Seperti jaket atau bolero.
“Untuk warna kaosnya bukan yang ngejreng ya. Tapi lebih ke warna earth tone atau netral. Seperti coklat, krem, kuning mustard, hitam, putih dan lainnya,” ujar Niki.
Warna tersebut memang lebih memudahkan pengguna. Untuk memadu padankan dengan warna lain. “Dan cenderung lebih aman dipakai sehari-hari,” tambahnya.
Untuk style hijab, para hijabers memilih model krudung simple. Dengan atasan berbahan pleats (lipit-lipit) dan brokat masih naik daun. Pleats untuk situasi santai. Dan brokat untuk formal.
Biasanya mereka akan memadu padankan dengan maxi skirt. Yakni jenis rok yang panjangnya sebatas mata kaki atau di atasnya. Yang dapat memberika kesan lebih tinggi dan jenjang pada penggunanya.
Jenis style ini berubah. Mengingat sebelumya celana kulot longgar sempat menjadi pilihan utama bagi hijaber. Dibanding menggunakan rok.
“Kalau kulot memang masih ada. Tapi kebanyakan sudah beralih. Karena tidak semua orang cocok. Mengingat model longgar begitu juga memberi kesan pendek pada pengguna,” lanjutnya.
Sedangkan untuk style pria pun berlaku fashion yang sama. Mereka lebih memilih kesan simpel dan praktis. Yakni dengan padu padan jeans dengan atasan kaos. Berwarna bold. Dan diberikan aksesoris pelengkap seperti jaket, tas, sepatu dan lainnya.
Niki juga menekankan, saat ini baju lengan panjang memang lebih banyak diminati. Mengingat adanya himbauan untuk menggunakan model tersebut. Agar menghindari sentuhan dengan orang lain. Mengingat saat ini masih dalam masa pandemi.
Untuk mengakali agar tidak panas saat kemarau seperti ini, Niki memberikan solusi. Dengan menggunakan bahan katun yang lebih mudah menyerap keringat. Sehingga tetap bergaya. Namun tetap mengikuti anjuran pemerintah terkait pencegahan persebaran covid-19.
“Dan yang terpenting, di saat pandemi, apapun style-nya masker tetap menjadi yang elemen utama. Dan saat ini sudah banyak inovasi dan jenis yang dikembangkan. Untuk santai, formal dan lainnya,” pungkasnya. (akm/zal/bas)