RADARSEMARANG.COM, Pondok Pesantren (Ponpes) Raudlatul Qur’an menaungi 300 santri penghafal Alquran. Beberapa keunikan dapat ditemui di Ponpes yang beralamatkan di Kauman Glondong ini. Bahkan Kampung Kauman dijuluki sebagai Kampung Quran.
Seperti di ketahui Kauman merupakan salah satu kawasan di Kota Semarang yang sangat kental dengan keislamannya.
Banyak yang menyebut kawasan Arab. Ya, sejumlah bangunan di sana memang bernuansa timur tengah. Bahkan menurut sejarah, dakwah Islam di Semarang berawal dari Kauman. Tak heran banyak ulama yang singgah di sana untuk menularkan ilmu Islam.
“Para ulama ini mendirikan Masjid Agung Semarang Kauman pada 1780-an,” kata Pimpinan Ponpes Raudlotul Qur’an, KH Ir Khammad Ma’sum.
Berdirinya Masjid Agung Kauman bisa dibilang sebagai cikal berdirinya komunitas pengajian di sekitar wilayah tersebut. Warga yang memiliki ilmu lebih soal Islam pun tak segan berbagi ilmu kepada masyarakat.
“Termasuk berdirinya Nahdlatul Ulama (NU) Kota Semarang itu dari Kauman juga. Mbah Kiyai Ridwan yang mendirikan NU Semarang bahkan di Jateng,” kata pria yang juga pimpinan Yayasan Masjid Agung Semarang itu.
Kebiasaan berdakwah di Kawasan Masjid Agung Kauman ini turun-temurun terus berlanjut. Sehingga Kauman dijuluki dengan Kampung Quran, karena di beberapa tempat banyak yang mengajarkan. “Ada tiga pesantren, TPQ, penjual kitab, dan banyak majlis taklim di Kauman,” katanya.
Di Ponpes Raudlatul Qur’an dirintis oleh kakeknya KH Abdullah bin Salim mengajar kitab di Semarang. Selain itu, ada KH Sahli bin Salim. “Beliau memiliki anak, salah satunya ibu saya Ashomah yang baru meninggal di usia 92 tahun,” katanya.
Ibu memiliki suami berasal dari Demak, kata dia, bernama KH Turmudzi Taslim Al-Hafidz. Dan melanjutkan dakwahnya di kawasan Kauman.
“Beliau menikah tahun 1950, mengajar tahun 1952. Sehingga pesantren ini sudah berusia lebih dari 70 tahun. Yang didirikan oleh Kiyai Turmudzi, saya yang melanjutkan,” katanya.
Sampai sekarang, ada 300 santri yang bermukim di 15 asrama, menyebar di kawasan Kauman. Ada 11 asrama untuk perempuan dan empat asrama untuk laki-laki. (figur.ronggo.wasallim/zal)