RADARSEMARANG.COM, Jalan dakwah beragam. Tidak hanya mengisi ceramah pengajian. Endah Usfihana berdakwah dengan cara memakmurkan masjid kampungnya. Mengadakan berbagai kegiatan keagamaan yang muaranya meningkatkan iman dan takwa.
MASJID Al Ikhlas Dusun Branti Desa/Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung Rabu (27/4) pagi ramai. Anak-anak usia PAUD, TK, dan SD, tampak asyik dengan kertas gambarnya. Ada yang mewarnai, ada pula menggambar sesuai tema yang ditetapkan. Mereka mengikuti lomba mewarnai dan menggambar yang diadakan oleh panitia remaja Masjid Al Ikhlas Branti. Ada juga yang mengikuti lomba azan dan hafalan surat.
Lomba itu, salah satu dari berbagai kegiatan yang digelar masjid kampung tersebut. Bertitel Kampung Ramadan Dusun Branti. Warga setempat pun gembira menyambutnya.
Semua itu tak lepas dari peran Endah Usfihana. Gadis 27 tahun itu adalah penggerak remaja masjid setempat. Sudah enam tahun, Kampung Ramadan di Dusun Branti, Kandangan, digelar. Ia terinspirasi dari Masjid Jogokariyan, Mantrijeron, Kota Jogja, yang selalu ramai kegiatan.
Gadis yang sehari-hari menjadi guru PAUD Pamardi Kandangan ini memimpikan masjid di kampungnya menjadi pusat kegiatan warga. Lantas bungsu dari dua bersaudara pasangan Partini-Subari ini mengadakan Kampung Ramadan pada 2016 di Masjid Al Ikhlas. Semula kegiatan yang diadakan sederhana. Berkat kegigihannya, Kampung Ramadan sudah menjadi ikon masjid tersebut selama bulan puasa.
Berbagai kegiatan yang diadakan selama Ramadan antara lain lomba-lomba untuk anak usia PAUD, dongeng anak, parenting mengadirkan Bunda Endah Darosi. Kemudian kajian-kajian keagamaan mengundang ustad-ustad lokal maupun yang sudah terkenal seperti Ustad Yosi Al Muzzani. Tak hanya itu, ada pula pembagian zakat. Program hadiah untuk pejuang masjid, guru ngaji, dan pejuang pendidikan.
“Warga sangat mendukung kegiatan kami. Salah satu buktinya, warga menyediakan konsumsi gratis saat pengajian. Jumlahnya sangat besar,” ujar alumnus SMK Muhammadiyah Temanggung yang kini tengah melanjutkan kuliah di Universitas Terbuka itu.
Konsistensi dalam memakmurkan masjid memantik para donatur untuk menyalurkan dananya. Masjid makmur, warga sekitar pun ikut terimbas. Karena kegiatan yang digelar tersebut mampu menggerakkan usaha masyarakat. Misalnya untuk keperluan konsumsi, panitia masjid memesan makanan pada warga setempat.
Masjid Al Ikhlas kian eksis. Perpustakaan semakin melengkapi keberadaan masjid sebagai pusat literasi. Orang tua Endah sangat mendukung aktivitas anaknya. Bahkan, Endah mengaku getol dengan kegiatan keagamaan maupun pendidikan atas dorongan ibunya.
“Ibu saya mengatakan bahagia itu bila hidup bermanfaat bagi orang lain. Jadilah orang yang bermanfaat, orang yang berguna bagi sesama,” ujarnya.
Dorongan itu yang membuatnya semakin bersemangat untuk menggerakkan anak-anak-anak muda di kampungnya berkegiatan positif. Aktivitasnya lebih banyak di luar rumah tak membuat keluarganya protes. Justru gembira dan sangat mendukungnya.
Endah juga mendirikan komunitas Titik Balik. Yakni komunitas anak-anak muda di Temanggung yang menginisiasi berbagai kajian keagamaan, kemudian kajian pranikah, pascanikah, dan banyak lainnya. Namun, beberapa bulan ini kegiatannya vakum. Tak hanya itu. Ia juga merintis perpustakaan kampung. Endah Perpustakaan namanya. Anak-anak banyak yang mengakses perpustakaan itu. (lis/ida)