RADARSEMARANG.COM – Selama Ramadan suasana di Lapas Kelas II A Ambarawa sangat sejuk dan damai. Lantunan salawat, asmaul husna dan Alquran terdengar begitu merdu.
Bacaan ayat Alquran terdengar begitu memasuki Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Ambarawa. Sebagian napi terlihat khusyuk membaca dan sebagian menulis.
Salah satunya napiter asal Kaliangkrik, Magelang, Achmad Khafid telihat duduk bersila. Dengan kedua tangannya memegang Alquran. Perlahan ia membaca ayat-ayat Alquran dengan fasih. “Begini kegiatan di Lapas, ikut kajian keagamaan dan tadarus,” akunya kepada RADARSEMARANG.COM.
Ia mengaku selama di Lapas bisa lebih fokus belajar agama. Selama Ramadan habis salat Ashar tadarus, malam tarawih berjamaah dan dilanjutkan tadarus lagi. Sebelum tadarus, biasanya juga belajar ngaji iqro bagi yang masih belajar membaca Alquran. “Alhamdulillah bisa fokus menjalankan ibadah,” ujarnya.
Achmad Khafid mengaku ini Ramadan pertama di lapas. Sebelumnya ia menghabiskan Ramadan bersama keluarga. Bahkan, ia mengaku mengalami siraman rohani. Apalagi dengan bertemu dengan banyak warga binaan dan napi dari latar belakang berbeda-beda. “Rasa dan suasananya pasti berbeda. Terasa lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah,” tambahnya.
Jaelani narapidana kasus narkoba memanfaatkan momentum Ramadan untuk memperbaiki diri. Mmemperdalam ilmu agama dengan mengikuti berbagai kegiatan rutin di lapas. “Saya berterima kasih pada para pendamping yang sudah membimbing dan mengajarkan ilmu agama pada saya,” ungkapnya.
Jaelani mengaku ada peningkatan ilmu agama selama di Lapas. Bahkan ia lebih taat menjalankan perintah Allah. “Pintu hati saya terbuka dan rasanya bisa lebih dekat dengan Allah SWT,” akunya.
Kepala Lapas Kelas II A Ambarawa Agus Heryanto, mengatakan selama Ramadan, Lapas menggelar kegiatan kerohanian. Seperti salat malam, tarawih, tadarus, salawat dan lainnya. Lapas Ambarawa memiliki 389 penghuni. “Untuk kegiatan dibagi per blok dan masing-masing kamar hunian di jadwal selama 30 hari. Sebagian salat jamaah dan sebagian salat di kamar masing-masing,” katanya.
Para napi juga diajak tadarus Alquran. Selain kegiatan kerohanian, narapidana mendapatkan ekstra fooding. Lapas juga berinisiatif pengadaan takjil selama 30 hari. “Jadi setiap hari mereka mendapatkan ekstra fooding dan takjil. Itu salah satu bentuk keikhlasan dari seluruh petugas dan pejabat Lapas,” tambahnya. (cr5/fth)