RADARSEMARANG.COM – Masjid Kauman menjadi salah satu wisata religi unggulan di Kota Semarang. Masjid ini 52 tahun selalu ramai jamaah yang ikut kajian tafsir Alquran setiap Ramadan.
Masjid Kauman biasa dikenal dengan Masjid Agung Semarang. Lokasinya di pusat perdagangan Kota Semarang. Depan Alun-Alun Semarang dan Pasar Johar. Aksesnya sangat mudah. Masjid ini dibangun dengan arsitektur jawa. Atapnya berbentuk tajug menyiratkan bangunan gaya majapahit.
Masjid ini kerap digunakan penyelenggaraan pengajian skala besar. Dijadikan tempat berkumpulnya ulama besar di Kota Semarang saat membahas banyak hal tentang agama.
Begitu memasuki kawasan masjid, angin berhembus semilir. Udaranya begitu sejuk. Sejumlah jamaah terlihat memenuhi teras masjid. Sembari melepas penat dan menunggu adzan. Ada yang bercengkrama. Ada yang membaca alquran.
Masjid ini tidak pernah sepi jamaah. Bahkan menjadi destinasi wisata religi favorit bagi masyarakat. Selama Ramadan Masjid Kauman memiliki kegiatan rutin setiap ba’da dzuhur. Namanya tafsir Alquran. Sudah 52 tahun lebih kegiatan berlangsung tak pernah sepi jamaah.
“Alhamdulillah, ngaji tafsir alquran sudah berjalan lebih dari 52 tahun. Saat ini sudah generasi ketiga,” kata Sekretaris Takmir Masjid Kauman Muhaimin kepada RADARSEMARANG.COM.
Jamaah yang datang tidak hanya dari Semarang. tetapi dari berbagai daerah di Jateng. Tidak hanya kajian tafsir, jamaah juga kerap berziarah di makam Imam Besar Masjid Kauman KH Ahmad Naqib Noor Al Hafidz. Letaknya di samping kiri masjid. Puluhan peziarah selalu datang setiap harinya.
“Sebagian area masjid dulunya makam terus dipugar. Setelah KH Ahmad Naqib Noor Al Hafidz wafat dimakamkan di area masjid. Jadi masyarakat bisa berziarah ke makam beliau,” ujarnya.
Jamaah dari Demak Rohmah mengaku setiap hari mengikuti ngaji tafsir Alquran bersama dengan suami. Hujan dan panas tak menyurutkan niatnya untuk tetap berangkat. Mereka harus menempuh jarak satu jam dari rumah.
Tak hanya mengikuti pengajian Rohmah juga sering berjalan-jalan ke Alun-Alun Masjid Agung Semarang yang tepat berada di depan Masjid Kauman. “Niatnya mencari pahala. Ngalap berkah dari para Kyai yang ada disini, agar hajat kita terkabul,” ujarnya.
Ramadan tahun ini Ia tetap bisa mengikuti kajian tafsir. Sambil menunggu waktu buka biasanya jalan-jalan ke alun-alun Semarang. Alun-Alun yang sudah dibangun bagus dengan lapangan ditanami rumput hijau. Dibagian basement digunakan untuk kios para pedagang eks Pasar Yaik berjualan. Ketika sore hari banyak anak-anak bermain bola dan layang-layang.
“Saat sore udaranya sejuk. Jadi bisa melihat matahari terbenam dengan pemandangan yang indah,” tambahnya. Untuk masuk ke alun-alun pengunjung hanya dikenakan tarif Rp 2000 untuk parkir roda dua dan Rp 3000 untuk parkir roda empat. (cr4/fth)