RADARSEMARANG.COM – Wilayah Argorejo Kelurahan Kalibanteng Kulon merupakan kawasan lokalisasi besar di Kota Semarang. Lebih dikenal dengan lokalisasi Sunan Kuning (SK). Kawasan ini mulai ditertibkan Pemkot Semarang dan dijadikan sentra kuliner dan karaoke sejak 2017.
Aktivitas karaoke masih tetap berjalan pasca lokalisasi ditutup. Saat ini tercatat sebanyak 110 wisma karaoke masih aktif. Pemandu Karaoke (PK) tidak diperbolehkan melakukan praktek esek-esek. Pemerintah setempat juga terus memberikan penyuluhan keagamaan dan kesehatan setiap bulan. Setidaknya dua minggu sekali.
“Jika ada yang kedapatan melakukan esek-esek wisma itu langsung dittutup. Itu sanksinya, kita sampaikan setiap kali rapat,” kata Ketua Paguyuban Karaoke Argorejo (Pakar), Rohmat kepada RADARSEMARANG.COM.
Saat Ramadan, seluruh karaoke wajib tutup siang hari. Karaoke hanya boleh buka setelah salat Tarawih sampai maksimal pukul 00.30. Penjadwalan operasional untuk saling menghormati umat Islam dan lingkungan sekitar. “Sebelum Ramadan buka jam 10 pagi sampai jam 12 malam,” ujarnya.
Wilayah Argorejo RW 4 dulunya sebelum resos dan sebelum penutupan lokalisasi. Sangat berdampak luar biasa, sekarang hanya 40 persen. Sejak resos ditutup, enam bulan masih vakum. Ia kemudian ditunjuk warga untuk menata agar lebih baik. Saat ini ada 110 wisma karaoke yang masih aktif. “Tamu biasanya datang sore sampai malam,” tambahnya.
Kegiatan keagamaan tidak hanya dilakukan Ramadan. Bahkan setiap dua minggu sekali di Balai RW selalu dilakukan kajian rutin. Kadang dari kedinasan. Ia kerap turun langsung memberi arahan dan memberi pembinaan tentang kesehatan. “Sekalipun profesi seperti ini, saya selalu ingatkan tetap harus sopan,” tambahnya.
Sekarang wilayah Argorejo lebih tertata. PK lebih sopan, ramah, dan berbeda dari tempat yang lain. Maka baik kuliner dan karaoke harus dijaga. “Jika ada plus-plusnya, pak Satpol turun langsung. Karena memang tidak boleh” tambahnya.
Tokoh agama, Asror mengaku majlis taklim di Argorejo rutin digelar di Masjid Al-Hidayah. Belum banyak penghuni yang ikut, tetapi dakwah terus berjalan. Enam tahun lalu ketika booming SK, pernah ada pengabdian masyarakat dari Unwahas di Argorejo di bulan Ramadan. Mereka memberikan uang sebesar Rp 50 ribu kepada 650 Pemandu Karaoke untuk mengikuti majelis taklim. “Kami kurang pintar menggaet mereka akhirnya banyak tidak betah,” katanya.
Ia mengaku banyak yang taubat dari dunia kelam. Seperti Bu Hj. Satam yang memilih untuk berhenti dan mengambil anak angkat. Ada lagi Hj. Maryam mantan germo yang mempunyai anak buah banyak. “Dulunya mbak-mbak seperti itu. Sekarang sudah haji dan taat” katanya.
Lurah Kalibanteng Kulon Syukri menegaskan ada aturan yang harus diterapkan untuk menjaga wilayahnya. Ia sangat mengapresiasi warga Argorejo RW 4 Kalibanteng Kulon yang sudah banyak bertaubat. “Tentunya kami terus sosialisasi dan kita himbau mereka patuh,” tambahnya. (fgr/fth)