RADARSEMARANG.COM – Wali Joko merupakan salah satu putra dari pernikahan Raja Brawijaya V (raja terakhir Kerajaan Majapahit) dengan Sri Murdaningrum (Chandrawati). Beliau adalah adik kandung Sri Batoro Katong (Sunan Katong).
Saat Kerajaan Majapahit runtuh, Raden Joko Suwiryo –nama kecil Wali Joko- melarikan diri ke Tuban. Di sana Wali Joko berkenalan dengan salah satu murid Sunan Ampel yang bernama Syekh Ibrahim Asmarakandi. Beliau merupakan mubaligh dari Desa Bonang, Tuban. Selama di Tuban, Wali Joko banyak belajar tentang Islam.
Suatu ketika, Pangeran Panggung –nama lain Wali Joko- mendengar kabar dari Syekh Ibrahim Asmarakandi bahwa ada sebuah kerajaan yang berdiri di Desa Bintoro Demak. Kerajaan tersebut didirikan oleh kakaknya Raden Patah. Sehingga beliau berkeinginan pergi ke Demak untuk mendapatkan ketenangan batin dengan memperdalam ilmu agama.
Wali Joko pun diantar ke Demak oleh Syekh Ibrahim Asmarakandi yang merupakan guru sekaligus pembimbing agamanya untuk bertemu Raden Patah. Setelah menyampaikan keinginannya kepada Raden Patah, Wali Joko diminta berguru dengan Sunan Kalijaga.
Setelah beberapa tahun menuntut ilmu, Wali Joko diberi nama Syekh Rafi’udin oleh Sunan Kalijaga. Nama Rafi’udin artinya penegak syariat agama Islam. Pemberian nama tersebut merupakan bentuk pengukuhan Wali Joko setelah berguru dengan Sunan Kalijaga. Beliau pun mendapatkan izin dari Sunan Kalijaga untuk mengembangkan ilmu yang telah diperoleh.
Wali Joko kemudian menyebarkan agama Islam ke wilayah bagian barat Semarang. Beliau berdakwah bersama kakaknya Sunan Katong. Sunan Katong berdakwah di wilayah Kaliwungu, sedangkan Wali Joko di wilayah Kendal.
Sampai di Kendal, Wali Joko berdakwah dengan menciptakan lingkungan tempat tinggal yang teduh, nyaman, dan indah. Harapannya supaya masyarakat merasa senang, nyaman, dan betah untuk belajar bersamanya.
Makmun Amin, Ketua Yayasan Masjid Agung Kendal mengatakan, Wali Joko merupakan orang yang memprakarsai pembangunan masjid yang kini menjadi Masjid Agung Kendal. Makam Wali Joko yang terletak di sisi kiri Masjid Agung Kendal dulunya merupakan rumah beliau. Beliau wafat sekitar usia 63 tahun atau pada tahun 1526 M.

Peziarah Makam Wali Joko Berdatangan di Hari Tertentu
Makam Wali Joko terletak di kompleks Masjid Agung Kendal menggunakan gaya arsitektur joglo khas Jawa kental dengan warna cokelat. Saat bulan Ramadan 2021 yang bertepatan dengan pandemi Covid-19, peziarah tak seramai sebelumnya.
Tepat pukul 11.00 siang, RADARSEMARANG.COM tiba di masjid yang dekat dengan Alun-Alun Kabupaten Kendal ini. Di sana ada beberapa orang yang sedang duduk-dukuk dan tiduran di teras masjid. Ada juga orang yang memang sengaja menyempatkan diri mampir ke Masjid Agung Kendal untuk sekadar beristirahat di tengah perjalanannya.
Waktu itu, suhu udara melalui layar handphone (HP), muncul tampilan angka 32 derajat. Memang cukup panas udara Kendal. Makam yang berada di sebelah kiri bangunan masjid ini, berbentuk seperti rumah yang menggunakan gaya arsitektur joglo khas Jawa kental dengan warna cokelat. Dinding bangunan makam terbuat dari batu bata rapi lengkap dengan ukiran pada kosen jendela dan daun pintu. Beberapa lampu dinding menghiasi sisi bangunan luarnya.
Bangunan Makam Wali Joko ini tergolong baru. Baru direnovasi pada tahun 80-an. “Dulunya itu cuma ada batu nisan dan bangunan kecil seperti rumah,” ungkap Takmir Masjid Agung Kendal, Masruh, Rabu (14/4/2021).
Makam yang ditutupi dengan kain putih ini berada tepat di samping Jalan Soekarno-Hatta. Sehingga suara bising kendaraan yang berlalu-lalang di jalan protokol, terdengar sampai ke dalam. Di dalam makam terdapat ruang yang cukup luas untuk menampung para peziarah. Di salah satu sisi ruangan makam, terdapat lemari kecil seperti rak yang berisi kitab Yasin dan Tahlil.
Pada Ramadan 2021 kali ini, Makam Wali Joko sepi peziarah. Para peziarah biasanya datang pada hari-hari tertentu, misalnya pada Jumat Kliwon atau saat Haul 8 Syawal. “Umumnya peziarah berdatangan dari luar Kota Kendal. Kebanyakan dari Jawa Barat,” kata Masruh.
Selain Makam Wali Joko, Masruh menunjukkan makam-makam lain yang letaknya berada di belakang masjid. Di sana ada makam Wali Abu Sudjak dan Wali Hadi. (mg6/ida)